Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Citayam Fashion Week: Kerinduan Inklusifitas di Ruang Publik

16 Juli 2022   17:30 Diperbarui: 18 Juli 2022   14:33 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Citayam Fashion Week Ala Remaja SCBD Digelar di Dukuh Atas pada Minggu (17/7/2022) malam(KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR)

Ruang publik, inilah kemudian yang menjadi kata kunci, guna pemenuhan ekspresi diri, mulai dari; 1) Kebutuhan (human needs) dengan kenyamanan, relaksasi, aktivitaa pasif-aktif dan discovery adalah rasa yang memang menjadi keinginan setiap diri elemen masyarakat ketika mengakses ruang publik.

2) Hak penggunaan (rights of use) kebebasan beraktivitas, mulai dari akses, kemudahan bergerak, pengakuan penggunaan ruang hingga perubahan yang terjadi adalah prioritas yang perlu diutamakan, dan 3) Makna (meaning) makna historis, sosial, budaya, simbol keterhubungan yang menjadi kontribusi bagaimana ruang publik memberikan makna filosofi.

Inklusif juga salah satu aspek penting ruang publik, menjadi titik temu yang juga harus dicari, mewadahi rutinitas muda-mudi diberbagai penjuru negeri untuk berekspresi. Tidak harus pegi ke mall, cafe, atau pusat perbelanjaan masa kini untuk menunjukkan eksistensi diri, agar nilai 'nominal' bisa bisa diminimalisir.

Karena, bagaimanapun juga, tata kota, link antar area, landskap, dan pola moda transportasi menujukkan perubahan perilaku masyarakat desa hingga urban saat ini.

Pada akhirnya, baik Kota Yogyakarta sebagai kota budaya, maupun Jakarta dengan segala kelebihannya sebagai smart city, masih harus berbenah diri, mengedepankan kohesi dan solidaritas sosial sebagai langkah dialog yang sinergis antar generasi.

Maybe we're taking all the risks for something that is real (mungkin kita mengambil semua resiko untuk sesuatu yang nyata).

Lirik akhir lagu Pamungkas di atas, mungkin layak menjadi pertimbangan betapa pentingnya nilai inklusifitas pada ruang publik yang kini dirindukan oleh semua kalangan, sehingga seluruh ekspresi bisa tersalurkan tanpa berdesakan kembali dengan 'riuhnya' suara deru mesin di jalanan yang bisa menjadi salah satu resiko kecelakaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun