Tentunya social connection in activity antar manusia, hewan, dan kehidupan akan dijangkau oleh seluruh dunia, 1 milliar orang akan berada di dunia yang sama dalam beberapa decade mendatang.
Booming metaverse, tak hanya soal dimensi sosial dan ekonomi. Pada dunia perbankan, dilansir oleh www.cnnindonesia.com (2022), hari ini Bank of America, BNP Paribas, Bank of Kuwait, Mecrobank Swedia, KB Kookmin Bank, Industrial Bank of Korea, NH Nonghyup, Hana Bank masuk ke metaverse guna peningkatan pelayanan nasabah.Â
Hal ini justru mampu mendorong 25% peningkatan masuknya nasabah baru dan layanan metaverse lebih disukai dibandingkan di dunia nyata. Sehingga teknologi yang besifat imersif ini dianggap lebih menjamin keberhasilan dati sisi digital services.
Metaverse, Bagaimana Mempersiapkan Diri?
Pertama kali mendengar metaverse, merupakan sebuah kata yang mungkin begitu asing. Ketika membuka Facebook, muncul dengan kata dan lambang Meta. Lambang ini mirip dengan sebuah kacamata tiga dimensi (3D) seperti tali yang tak putus dan terkoneksi.Â
Perkenalan dengan meta, sudah dimulai dalam berbagai kegiatan masyarakat yang pada dasarnya justru berkembang di saat Pandemi 2019. Jutaan masyarakat menghabiskan waktu di rumah dan semua aktivitas berganti pada dunia digital.
Istilah metaverse merujuk pada lingkungan virtual bersama yang dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan perangkat yang berbeda.Â
Metaverse sendiri gabungan dari dua kata yakni meta yang berarti di luar dan universe yang artinya alam semesta.Â
Dengan demikian, metaverse merupakan realitas digital alternatif dimana orang dapat bekerja, bermain dan bersosialisasi.Â
USA Today menyebut metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality, augmented reality dan video yang penggunanya "hidup" dalam dunia digital.
Intinya metaverse dapat difahami sebagai dunia baru manusia dalam beraktivitas di planet yang baru selain di bumi, namun dalam bentuk virtual.Â