Mohon tunggu...
Novyana Handayani
Novyana Handayani Mohon Tunggu... aparatur sipil negara -

Dulu sempat menjadi jurnalis. Lima tahun saya rasa cukup, karena ternyata label media cetak hanya perusahaan kapitalis yang mementingkan rekening pribadi dibanding kesejahteraan karyawan serta informasi yang valid, berimbang serta aktual bagi khalayak. Kini, saya hanya seorang penulis tanpa kertas...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia dan Kemurahan Hati

30 September 2015   12:36 Diperbarui: 30 September 2015   12:54 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama 20 tahun menetap di camp pengungsian, pada 1995 mereka dikembalikan secara berkala ke tanah leluhur mereka. Namun sebagian besar tak ingin kembali, mereka ingin menetap di Indonesia atau menuju ke negara ketiga seperti Canada, Australia atau Amerika.

Aksi protes pun terjadi. Para pengungsi membakar dan menenggelamkan kapal-kapal yang akan digunakan untuk memulangkan mereka ke Vietnam. Namun pada akhirnya, tak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Pada 2005 lalu, sebagian dari pengungsi kembali ke camp, untuk melakukan reuni.

Sayangnya, kini hanya tersisa sedikit sekali yang bisa dilihat dari bekas camp pengusian itu. Padahal akan sangat indah, bila direka ulang seperti sedia kala. Bukan keindahan yang dinikmati oleh mata yang saya maksud. Tapi lebih keindahan yang dinikmati oleh hati.

Kemurahan hati Bangsa Indonesia memang sungguh luar biasa. Saat ini Indonesia mengelola 13 Rumah Detensi Imigrasi yang tersebar di Tanjungpinang (Kepulauan Riau), Balikpapan, Denpasar, Jakarta, Kupang, Makasar, Manado, Medan, Pekanbaru, Semarang, Jayapura, Surabaya dan Pontianak.

Saat ini Indonesia juga menampung pengungsi Rohingya dan Bangladesh di Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun