Kini Anindita bisa sedikit lega, setelah kedua malaikatnya hadir menatap matanya,
pahitnya rasa yang selama ini bersamanya perlahan memudar. Disinilah Anindita
sekarang. Tak ada lagi bekas prestasi sekolah di dalam dirinya. Orang hanya
mengenalnya dengan sebutan wanta nakal tak berwibawa. Pakaian trend anak muda
seusianya yang harusnya Ia kenakan sekarang malah digantikan oleh daster lusuh
yang penuh noda cipratan minyak. Hari-hari yang seharusnya ia lalui dengan berbagai
tugas kuliah dari dosen pembimbing malah tergantikan oleh kegiatan mengangkat
ember yang penuh dengan pakaian kotor. Sepatu modis yang seharusnya Ia kenakan malah harus digantikan sandal rumahan lusuh yang selalu menyebabkan betisnya kotor karena cipratan lumpur.
Penyesalan memang mencekik Anindita. Kecewa pun juga pasti selalu hadir di setiap
tatapannya. Namun itu semua harus ia sembunyikan.Karena di depan dua malaikat
kecilnya Ia adalah sosok hangat yang harus dengan bijak menjawab pertanyaan