dalam bukunya. Semua terlalu manis sebelum Ia mengenal seseorang yang merubah
warnaa cerita ini. Seorang pria yang datang dengan semua janji kesempunaan.
Seseorang yang dulunya pernah membuat pelangi bahkan terlihat lebih indah di mata
Anindita. Alampun seolah mendukung cerita. Keduanya temyata sama-sama memiliki
rasa. Tanpa Anindita sadari, temyata seseorang yang datang lembut membelai benih
denyut sukmanya adalah orang yang juga menghancurkan indah jalan
centanya. Seseorang yang memandang Anindita derngan indah bola matanya adalah
orang yang sama dengan yang menumpahkan racun pahit yang kelak mencekiknya.
Berandalan itu, .begitu ia menyebutnya sekarang. Ia pergi meninggalkan Anindita dengan lukanya, setelah merenggut semua kemuliaan yang Anindita jaga. Saat itu,angin malam seakan memainkan perannya, .berpura-pura dan beralasan bahwa cinta dan perjuangan akan menyambut Anindita esok paginya. Nyatanya, saat ia bangun, Ia ditinggal. Seseorang yang menjanjikannya keindahan malah lari dengan semua gelar pecundang yang Anindita sandangkan kepadanya. Meninggalkan anindita dengan dua malaikat kecil di perutnya. Iya,malaikat itu dua.
Saat itu kondisinya tertekan. Ia ingin menyalahkan, tapi siapa orangnya ? Perasaannya campur aduk, mulai dari dari menyalahkan dirinya sendiri, ketakutan bahkan perasaan ingin menghilangkan apa yang ada di perutnya pernah Anindita rasakan.
Teman-temannya menatap Anindita dengan tatapan jijik, .bahkan keluarganya seolah malu mengakuinya sebagai bagian dan mereka. Hari yang berat dilaluinya dengan penyesalan, bulan pun ia lalui dengan kekecewaan. Hingga hari itu tiba, dua malaikat kecilnya untuk pertama kalinya melihat dunia tanpa ditemani sang ayah yang seharusnya menyambut danmemperdengarkan azan di keduatelinganya