Mohon tunggu...
noor johan
noor johan Mohon Tunggu... Jurnalis - Foto Pak Harto

pemerhati sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution dan Jenderal Besar Muhammad Soeharto

30 September 2023   14:00 Diperbarui: 30 September 2023   14:05 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal Besar Abdul Haris Nasution & Jenderal Besar Muhammad Soeharto (foto Sekneg)

"Politik tentara adalah politik negara", menjadi pegangan Soedirman menghadapi lautan politisi yang ingin menarik-narik tentara ke politik.

Jenderal Soedirman adalah satu-satunya di dunia, Panglima Perang  yang meminpin pertempuran "dari atas tandu."

Sedang Nasution adalah konseptor taktik perang gerilya saat ia menjadi Panglima Komando Djawa.                                                                                       

Taktik perang gerilya kemudian dibukukan diberi judul "Pokok Pokok Gerilya". Buku ini diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi buku wajib bagi taruna di berbagai akademi militer di dunia, termasuk akademi militer  di Amerika,  West Point.

Panglima Siliwangi yang pertama ini memimpin pertempuran yang dikenal dengan "Bandung Lautan Api."

 

Sebagai KASAD, Nasution memimpin penumpasan berbagai pemberontakan mulai dari DI/TII hingga PRRI/Permesta, dan Nasution dikenal sebagai konseptor "jalan tengah."

 

Sedangkan Soeharto sudah meminpin tiga pertempuran yaitu Pertempuran Kota Baru, Pertempuran Maguwo, dan ikut dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang, saat ia menjabat sebagai Wakil Kepala BKR Yoyakarta.

Setelah resmi menjadi prajurit TNI pada 5 Oktober 1945,  Soeharto ditetapkan sebagai Komandan Batalyon X Divisi IX dengan pangkat Mayor.

Batalyon X ikut dalam pertempuran di Ambarawa yang dipimpin oleh Kolonel Soedirman. Pertempuran ini dikenal dengan nama "Palagan Ambarawa." Soedirman bertemu Soeharto yang dikenalnya sejak pendidikan PETA di Bogor, 1944.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun