Â
Pada waktu memberi aku rasa, yang cukup berbedaÂ
Dia lewat tak sengaja aku melihat
Rasa begitu cepat tumbuh, ingin dia menjadi tempat teduhÂ
Waktu selalu memberi kesempatan untuk kita ketemu, tapi tak saling sapa
Kita memang orang asing yang tak saling kenalÂ
Tapi kenapa rasa itu tumbuh begitu kuat, sehingga aku tersiksa oleh rinduÂ
Tempat indah yang selalu kita kunjung begitu sunyi, nyaman untuk bercerita tentang persoalan hidupÂ
Ruangan sunyi menyimpan berbagai bisikan, dari setiap orang berkunjung disituÂ
Ruangan itu memberi kita ketenangan, juga mengajarkan arti kesabaran yang sesungguhnyaÂ
Melihat ke arahnya suatu kewajibanku ketika kita sama-sama mengunjungi tempat itu
Waktu kembali mempertemukan kita di situ, di suatu malam yang cukup tenangÂ
Dia duduk pas di sampingku, mood serasa berubah bingung cerita apa yang aku sampaikan kepada TuhanÂ
Seiring waktu berjalan Doaku sakin mengalir, ceritakan dengan jujur atas harapan untuk hidup selanjutnya kepada TuhanÂ
Seketika aku mendengar tangisan kecil, mataku terbuka lalu melirik kearahnyaÂ
Pipinya berlinang air mata, mewakili suasana hati tak baik-baik saja
Ingin aku menyapa tapi takut menggangguÂ
Seketika aku bergegas pulang, berdiri lalu meninggal ruangan itu
Sampai di parkiran aku mendengar suara seperti ada orang yang memanggilku dari belakangÂ
Ketika aku balik badan dan melihat kebelakang, dia datang dengan senyum, lalu ucapkan kata maaf
Dia memberikan tanggan untuk kenalan, aku sambut rama dengan senyum, kasih tanggan lalu sebut nama
Dia mengajak aku untuk pulang bareng, dan singgah di cafe di pinggir jalan
Sambil menikmati kopi dan kentang goreng, dia awali pembicaraan dengan kata maafÂ
Lalu susul dengan kata tanya, orang mana, tinggal di mana
Percakapan begitu intens rasa canggung semakin menghilang, kalimat-kalimat bercanda semakin vokal dari mulutnyaÂ
Aku melihat wajahnya semakin cerah, bebannya semakin berkurang, senyuman semakin jujurÂ
Seketika hatiku senang karena kehadiranku yang tak sengaja bisa membuat dia tersenyum bahagiaÂ
Jarum jam dinding di cafe itu berputar begitu capat, hingga waktu tak terasa
Kita bergegas pulang, lalu istirahat untuk menyambut hari esok dengan senang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H