Mohon tunggu...
Noncik Langgur
Noncik Langgur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Membaca dan Menulis. Menulis dan membaca

Apa Yang Engkau Tidak Tahu Tahulah Engkau Bahwa Engkau Tidak Tahu. Wae Keram.Id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cerewet Seorang Mama Itu Bagian dari Kasih Sayang yang Tak Pernah Pudar

17 Desember 2021   17:46 Diperbarui: 18 Desember 2021   23:31 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya kakak yang satu ini bilang. "tidak usah sebut namanya". Dia bilang bahwa saya maki kakak yang sama-sama dengan kami, tapi kenyataan saya maki dia. 

Terus dia kan derajat nya lebih tua, lalu dimaki oleh anak kecil, iya sudah pasti dia tidak terima. Dia datang, saya masih duduk. Dia juga tidak tanya baik-baik saya bahwa ini benar atau tidak. Iya tahu saja masi anak kecil, lagi makan puji hahhahahaha

Terus dia datang rangkul saya dan banting, saya kaget dan tidak bisa lawan. Terus dia cakar saya punya muka sampai luka semau, teman-teman lari meninggalkan kami berdua di situ. Karena lihat saya menangis dan teriak keras. 

Dengan rasa sakit hati dan sakit muka akibat cakar ini, saya di pukul tidak ada salah apa-apa. Saya ambil kayu lalu pikul lalu pulang ke rumah sambil menangis, iya berharap mama bisa tanya siapa yang pukul dan berharap mama pergi pukul itu kakak yang pukul saya tadi. 

Tetapi itu di luar yang saya pikir, mama lihat saya pulang menangis dan melihat muka luka semua. Mama malahan tambah pukul saya dan air mata langsung berhenti mengalir.

Mama bertanya kau kenapa sampai muka luka semua ini? Saya tidak tahu mama. karena saya jawab begitu mama tambah pukul saya, sambil bilang tidak mungkin orang pukul kau, kalau kau tidak ada salah, lalu saya diam. Pada saat itu teman saya datang dan kasih tahu penyebabnya, kenapa saya di pukul oleh kaka itu tadi. 

Sesudah mendengar apa yang teman saya ceritakan, Mama langsung memeluk aku dan minta maaf, lalu berbisik kalau pergi jari kayu lagi tidak usah pergi dengan mereka, cari teman yang baik-baik saja. 

Mama itu, kalau soal cerewet jangan diragukan lagi. paling luar biasa sudah, tapi paling baik. Kenapa baik? Karena semua kata-kata ataupun kalimat yang keluar dari mulut manisnya itu berkah. 

Begini tidak mungkin seorang mama yang rela membuat anaknya sakit, ataupun mendidik anaknya supaya hidupnya tidak baik, itu sama sekali tidak mungkin. Mau mama marah sebagai manapun, dengan ekspresi wajahnya sangat marah itu semua berkah untuk saya.

Saya ambil contoh dari kegiatan sehari-hari saya, mama suruh sapu rumah, ngepel dan lain sebagainya itu. Mungkin sebagian besar kita menyapu dengan rasa malas. Kalau saya kerja tidak ada mood iya tahu hasilnya. 

Sudah pasti tidak bersi dan itu yang menjadi mama naik dara, karena dia melihat hasil yang saya kerja itu, tidak bersih seperti yang mama mau, pasti saya dapat kata-kata manis dan kalimat-kalimat puitisnya walaupun syair-syairnya itu di isi oleh makian-makian iya yang fulgar sekali tapi paling sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun