Mengenal kata mama (Ibu). Mama sapaan yang sering saya gunakan ketika aku di rumah, bahkan saat jauh dari rumah, kata itu (mama) kata yang lazim saya gunakan dalam memanggil, sapa.
Salah saru cerewetnya Mama, saya tidak bisa lupa. Pada saat saya di pukul oleh teman. waktu itu saya masi duduk di SD kelas 3, kalau tidak salah.
Awalnya saya dengan teman-teman pergi di hutan mencari kayu bakar, iya sekalian pergi bermain, rekreasi, dan tempat semua kenakalan dan rasa ingin tahu tetang apa yang ada di film, itu semua dipraktekkan di situ.Â
Karena zaman saya dulu, zaman yang belum ada teknologi, listrik PLN dan kompor. Iya mungkin ada kompor tapi hanya orang-orang tertentu saja yang mempunyai.Â
Jadi wajar kalau pekerjaan kami itu setelah pulang sekolah itu pergi mencari kayu, dan pekerjaan itu sala satu pekerjaan yang paling semangat sekali. Kita perginya banyak orang jadi rame, pulangnya juga rame jadi tidak bosan.
Beda dengan zaman sekarang, semua orang. Anak-anak maupun orang tua sibuk dengan memegang handphone. Main game, main Facebook, main Instagram dan semua jenis media sosial, iya wajar si kalau mis komunitas. Dan untuk gotong royong itu tidak waktu. Ataupun mungkin ada tapi tidak banyak.
Kita lanjut pada cerita saya.Â
Pada saat itu teman-teman seusia lah dan ada juga kakak-kakak. terus di perjalanan sambil menikmati keindahan hutan dengan suasana yang sejuk dan udah segar. Di iringi dengan lagu So Lina. lagu ini, lagu paling populer pada zaman itu.
Lagu yang berjudul So Lina adalah salah satu lagu Manggarai ciptaan Om Kun Sadung yang populer. Menyanyi lagu itu dengan ekspresi yang bervariasi, suara keras sehingga nada suaranya tidak seimbang. Diiringi dengan kicauan burung lalu menghayati lagunya yang penuh makna.
Sampai di hutan kami mulai berpencar mencari kayu kering, tidak sampai satu jam kami berkumpul lagi, untuk mengumpulkan semua kayu-kayu terus buat rapi lalu di ikat. Setelah itu duduk sambil bercerita dan tertawa.
Akan tetapi seorang yang lebih Tua "kakak" Pasti mereka selalu saja ada akal, agar membuat adik mereka berkelahi dan saat itu saya yang jadi korban nya.Â
Awalnya kakak yang satu ini bilang. "tidak usah sebut namanya". Dia bilang bahwa saya maki kakak yang sama-sama dengan kami, tapi kenyataan saya maki dia.Â
Terus dia kan derajat nya lebih tua, lalu dimaki oleh anak kecil, iya sudah pasti dia tidak terima. Dia datang, saya masih duduk. Dia juga tidak tanya baik-baik saya bahwa ini benar atau tidak. Iya tahu saja masi anak kecil, lagi makan puji hahhahahaha
Terus dia datang rangkul saya dan banting, saya kaget dan tidak bisa lawan. Terus dia cakar saya punya muka sampai luka semau, teman-teman lari meninggalkan kami berdua di situ. Karena lihat saya menangis dan teriak keras.Â
Dengan rasa sakit hati dan sakit muka akibat cakar ini, saya di pukul tidak ada salah apa-apa. Saya ambil kayu lalu pikul lalu pulang ke rumah sambil menangis, iya berharap mama bisa tanya siapa yang pukul dan berharap mama pergi pukul itu kakak yang pukul saya tadi.Â
Tetapi itu di luar yang saya pikir, mama lihat saya pulang menangis dan melihat muka luka semua. Mama malahan tambah pukul saya dan air mata langsung berhenti mengalir.
Mama bertanya kau kenapa sampai muka luka semua ini? Saya tidak tahu mama. karena saya jawab begitu mama tambah pukul saya, sambil bilang tidak mungkin orang pukul kau, kalau kau tidak ada salah, lalu saya diam. Pada saat itu teman saya datang dan kasih tahu penyebabnya, kenapa saya di pukul oleh kaka itu tadi.Â
Sesudah mendengar apa yang teman saya ceritakan, Mama langsung memeluk aku dan minta maaf, lalu berbisik kalau pergi jari kayu lagi tidak usah pergi dengan mereka, cari teman yang baik-baik saja.Â
Mama itu, kalau soal cerewet jangan diragukan lagi. paling luar biasa sudah, tapi paling baik. Kenapa baik? Karena semua kata-kata ataupun kalimat yang keluar dari mulut manisnya itu berkah.Â
Begini tidak mungkin seorang mama yang rela membuat anaknya sakit, ataupun mendidik anaknya supaya hidupnya tidak baik, itu sama sekali tidak mungkin. Mau mama marah sebagai manapun, dengan ekspresi wajahnya sangat marah itu semua berkah untuk saya.
Saya ambil contoh dari kegiatan sehari-hari saya, mama suruh sapu rumah, ngepel dan lain sebagainya itu. Mungkin sebagian besar kita menyapu dengan rasa malas. Kalau saya kerja tidak ada mood iya tahu hasilnya.Â
Sudah pasti tidak bersi dan itu yang menjadi mama naik dara, karena dia melihat hasil yang saya kerja itu, tidak bersih seperti yang mama mau, pasti saya dapat kata-kata manis dan kalimat-kalimat puitisnya walaupun syair-syairnya itu di isi oleh makian-makian iya yang fulgar sekali tapi paling sayang.
Tentang kasih sayang seorang Mama itu sungguh luar, dari pada kata biasa. Mama engkaulah pantulan cahaya Tuhan, kenapa? Iya karena di setiap cahaya titipan Nya terdapat kesempurnaan ciptaan.Â
Kelembutan mu memiliki daya cipta, baik itu kasih sayang, perhatian, dan cinta yang begitu luar biasa. Mama itu perempuan paling hebat yang saya kenal, dari sebagian besar hasil ciptaan karena dirimu.Â
Tuhan sungguh luar biasa, dia menitipkan amarah beni alam sayang, sehingga surga diletakkan di telapak kakimu. Tanpa lelah mama melayani kami, dengan segenap rasa bangga di hati dan terbesit sejenak memikirkan lelah mu.Â
Dari mama yang rela menukarkan semua hal demi anak nya, dari cinta yang tidak pernah menuntut balasan, dari kasi yang tidak pernah ada kata henti, dari perjuangan yang tidak pernah ada batas, dari ketulusan yang tidak pernah ada duanya, dari ujung timur sampai ujung barat kasih seorang mama tidak akan pernah ada akhirnya.Â
Mama engkaulah malaikatku, Penyembuh luka dalam kepedihan dan penghapus dahaga akan kasih sayang, mama sampai kapanpun itu. Aku akan tetap mencintaimu.
Mama di setiap permohonan dalam doa yang saya panjangkan di setiap waktu, dipenuhi syair-syair syukur, saya panjatkan kepada Tuhan. Karena aku memiliki mama yang sangat baik dan penuh dengan perhatian akan anaknya, selalu mengerti apa kemauan anaknya.Â
Aku selalu berharap agar mama tetap sehat selalu, dan selalu berkerja supaya rumah tangga tetap nyaman dan tenteram. saya percaya bahwa saya bisa melunasi kebaikanmu nanti. Tapi saya tidak tahu, kapan.
Ya, intinya aku tetap berusaha supaya keinginanku tercapai, dan bisa membuat membuat mama bangga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H