Mohon tunggu...
Noncik Langgur
Noncik Langgur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Membaca dan Menulis. Menulis dan membaca

Apa Yang Engkau Tidak Tahu Tahulah Engkau Bahwa Engkau Tidak Tahu. Wae Keram.Id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Curahan Hati dari Seorang Ayah di Balik Padi yang Mulia Menguning

16 November 2021   14:09 Diperbarui: 16 November 2021   14:57 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto pribadi/ayah seorang pahlawan keluarga. Randang Mukun Manggarai Timur

Ayah bilang anak kalau kita tetap hidup itu butuh usaha, butuh kerja keras, butut tantangan. Hidup itu tidak semuda apa yang ada di imajinasi, kita butuh tindakan, kita butuh kerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, karena tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. 

Begitu pula dengan Ayah, Ayah berusaha keras merawat dan memelihara padi ini sehingga dia tumbuh dan berkembang begini. Kita senang kan melihat padi di sekeliling kita saat ini, dia tumbuh baik dan buahnya menunduk itu berarti ada isinya tuu. 

Jika sebaliknya dia tidak menunduk itu berarti tidak ada isinya berarti Ayah gagal merawat dia, akan tetapi Ayah melihat padi yang sedang menunduk menyambut kita berdua. Jujur anak Ayah melihat padi ini, sangat senang dan bangga dengan kualitas buah yang baik dengan biji-biji padi yang sempurna, menghiasi isi petak-petak sawah kita. 

Sembari menebarkan senyum dan membuang asap rokoknya, Ayah juga langsung menyambung dengan kalimat indah dari mulutnya. Berarti padi ini betul-betul menghargai kerja keras ayah selama ini. Merawat dia dari masa taman, memberi dia pupuk, air, dan jenis obat lainnya untuk menghilangkan hama yang menganggu tanaman padi. 

Ayah juga kasi tahu kepada kamu anak, kita harus menghargai apa yang kita tanam dan apa yang kita pelihara.

Jaga baik-baik dan rawat baik-baik. Apapun yang dia butuh dikasih, jika terlalu banyak yaa di kurangin supaya dia bertumbuh dengan baik, berkembangbiak dengan baik. 

Yaa kalau anak mudah sekarang bilang seperti jaga pasangan hidup, asalkan jangan jaga orang pung jodoh. Ayah mengeluarkan ekspresi waja penuh kegembiraan, sambil membuang asap rokoknya indah. Saya menjawab Mekas eee sambil tertawa hahahaha. "Mekas" yang artinya Opa, akan tetapi bisa juga kata "Mekas", merupakan panggilan sayang dari seorang anak untuk seorang Ayah, dalam bahasa Manggarai Timur.

Karena saya jawabnya sambil tertawa, Ayah langsung potong dengan nada yang cukup getas dia bilang. Ia anak, kalau kita memelihara tanaman apapun itu. Yaa engkau lihat saja Ayah saat ini merawat padi ini, dengan cinta dan kasih sayang sambil tertawa hahahahah

Mekas eee (opa) ni lucu juga eee

Iaa memang benar, itu makanya buah dari padi yang menghiasi bola mata kita sekarang ini betul-betul menghargai keringat Ayah. Anak kau tahu, ketika engkau dengan adikmu jauh dari Rumah, Ayah di sini kerja sendiri apa lagi pada musim ini. Ayah begitu bersusapaya mengeja sawah dan merawat padi ini, yaa dengan tujuan menghidupkan keluarga kita. Karena untuk menghidupi keluarga itu susah tanpa kerja keras, menghidupi engkau dengan adikmu di sana. Kalau Ayah tidak kerja sawah dari mana Ayah dapat uang untuk biaya kamu di sana. Untuk beli makan dan lain-lain.

Sambil saya mendengar cerita dari Ayah, saya melihat segerombolan burung yang terbang kian-kemari menghiasi langit yang penuh dengan awan puti yang begitu menarik dan indah di pandang. Walaupun burung-burungnya hanya satu saja jenis saja, yaa karena musimnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun