Mohon tunggu...
Nurul Pratiwi
Nurul Pratiwi Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate, Penulis

Tertarik dengan dunia literasi, jurnalistik, fotografi, psikologi, dan kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Jangan Gengsi Berkomunikasi Kalau Ingin Perbaiki Hubungan

21 Mei 2024   23:10 Diperbarui: 21 Mei 2024   23:28 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: goodreads.com

Memiliki seorang kekasih tak membuat masalah Vanilla selesai begitu saja. Masalah Vanilla dengan keluarganya semakin bertambah, hingga ia muak dan berubah menjadi sering menyakiti hati orang tua kandungnya dan menjawab ketus segala ucapan saudaranya.  Zero pun sedih melihat tingkah Vanilla yang demikian, dan semua itu juga karena dirinya. 

Selain itu, Britney yang merupakan mantan kekasih Dava muncul kembali dan meneror Vanilla, hingga hubungan Vanilla dan Dava pun renggang, terus dekat, lalu renggang lagi, dekat lagi, ya gitu aja terus! Wkwk... Dava ingin memperbaiki hubungan dengan Vanilla, tapi hubungan mereka malah semakin tak karuan, diperparah dengan kecelakaan mobil yang dialami Leon yang mana Vanilla dituduh menjadi tersangka dari kecelakaan mobil tersebut. 

Padahal, tersangka kecelakaan yang dialami Leon adalah Vanessa, tapi Vanilla malah mengakui dirinyalah yang melakukan hal tersebut. Dava pun "mempercayai apa yang ia lihat" dan tak percaya pada penjelasan Vanilla. 

Dava juga terkesan "plin plan" dalam mengambil keputusan dan "gengsi" berkomunikasi lagi dengan Vanilla. Hal inilah yang menjadi penyebab lain hubungan Vanilla dan Dava semakin tak karuan. Setelah semua itu terjadi, tak hanya hubungannya dengan Dava, hubungannya dengan Raquell dan Leon pun ikut merenggang dan seiring waktu akhirnya membaik kembali.

Pada suatu masa, Vanilla mulai menyerah dengan hidupnya. Ginjalnya yang semakin sakit, penyakit mentalnya yang semakin menjadi-jadi, masalah ia dengan Dava yang tak kunjung selesai, masalah keluarganya yang juga tak kunjung selesai karena ia malah semakin mengambil jarak dari keluarganya, dan aksi teror terhadapnya yang juga semakin menjadi-jadi. 

Suatu hari, Vanilla harus menerima kenyataan bahwa Dava dijodohkan dengan Vanessa, dan setelah hari itu, keluarga kandungnya dan Dava menyesal sedalam-dalamnya telah "gengsi" ingin berkomunikasi dan  memperbaiki hubungan dengan Vanilla.

Wah, gitu ya. Jadi sedih :(

Nah, bener banget. Aku pas baca novel ini juga sedih, dan pas baca ulang lagi meski gak semuanya, malah nangis.

Novel ini gak cuma ngangkat tentang gengsinya anggota keluarga untuk berkomunikasi demi memperbaiki hubungan yang merupakan salah satu family issues ataupun relationship issues, tapi juga ngangkat tentang mental health issues yang mulai jadi perhatian kala novel ini ditulis, yang mana banyak banget orang lain nganggep orang dengan penyakit mental dianggap gila, aneh, gak normal, sampe mereka dikucilkan dari lingkungan mereka, bahkan lingkungan terdekat seperti keluarga sendiri. Padahal, mereka juga perlu didengar, diberi perhatian, dan dianggap juga layaknya manusia tanpa penyakit mental. 

Adanya penyakit mental bukan keinginan mereka juga, bukan? Sayangnya, sekarang masih banyak orang yang nganggep orang dengan penyakit mental itu gila, aneh, gak normal, bahkan kurang iman dan kurang ibadah, hingga penyakit mental masih menjadi perhatian sampai hari ini.

Novel ini ngingetin kita buat jangan gengsi berkomunikasi kalau ingin memperbaiki hubungan sesama manusia, karena komunikasi itu adalah hal yang paling utama dan paling penting dalam sebuah hubungan, baik hubungan manusia dengan Allah, maupun dengan alam dan sesama manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun