Tak sampai di sana, Vanilla semakin disalahkan saat ia menyaksikan Kevin ditembak oleh Dirga, dalang dari kecelakaan tersebut, dan bukti-bukti terkait penembakan dan hilangnya nyawa Kevin sangat kuat mengarah pada Vanilla.Â
Setelah kejadian itu, Vanilla mengalami gangguan stres pasca trauma (Post Traumatic Stress Disorder/PTSD) dan gangguan identitas disosiatif (Dissociative Identity Disorder/DID).
Bukannya mendapat perhatian, Vanilla malah dianggap gila oleh keluarganya karena penyakit mental yang dialaminya, sampai Vanilla dimasukkan ke rumah sakit jiwa.Â
Selain PTSD dan DID, Vanilla juga memiliki masalah dengan ginjalnya, sebab ginjalnya sudah tersisa satu dan tidak berfungsi sempurna karena kecelakaan yang ia alami bersama sahabat dan saudaranya, serta pada suatu masa ginjalnya yang satu telah ia berikan pada saudara kembarnya (Vanessa) tanpa diketahui oleh keluarga kandungnya, dan semua itu atas permintaannya. Subhanallah, jadi sedih dan gak kebayang gimana rasanya jadi Vanilla.
Suatu hari, Vanilla yang menjalani pengobatan di Jerman dan tinggal bersama orang tua angkatnya ingin memperbaiki hubungan dengan keluarga kandungnya. Orang tua angkatnya yang merupakan sahabat orang tua kandungnya merestui keinginan Vanilla.Â
Akhirnya, Vanilla memutuskan kembali ke Indonesia. Saat ia kembali pada keluarga kandungnya, semuanya tak sesuai harapan Vanilla. Zero, kakak tertuanya malah tampak semakin tak menginginkannya kembali, bahkan tak menganggap Vanilla adalah adiknya di hadapan teman-temannya.Â
Sedangkan, Vanessa dan orang tua kandungnya masih menyambut Vanilla dengan ramah dan berusaha memanfaatkan kesempatan itu. Namun, sesungguhnya Zero ingin berbicara baik-baik dengan Vanilla, menganggapnya adik kandungnya sendiri di depan banyak orang, tapi rasa "gengsi" sudah sudah mendahului keinginan baiknya itu.
Saat masa kembalinya ke Indonesia, Vanilla bersekolah di SMA Nusa Bangsa dan ia kembali satu sekolah dengan sahabatnya, Raquell dan Leon. Selain itu, Vanilla juga bertemu dengan senior bernama Davarianova Pramudya Pamungkas atau akrab disapa Dava. Mereka bertemu kala Vanilla menjalani Masa Orientasi Sekolah (MOS).Â
Awal pertemuan mereka cukup klise, berawal dari Vanilla yang "tak hormat" saat ditegur oleh kakak kelasnya kala itu, yang berujung Vanilla harus memperkenalkan diri dan memperkenalkan nama kakak kelasnya yang kala itu salah seorang dari mereka ada Dava. Mereka semua terkejut Vanilla bisa mengenal nama lengkap mereka yang kala itu sebenarnya mereka hanya mengenalkan nama panggilan.Â
Ternyata, Vanilla mengetahui nama lengkap mereka dari nametag milik mereka yang ditaruh di sembarang tempat dan disimpan Vanilla dalam saku seragamnya. Seiring waktu, Vanilla, Raquell, dan Leon semakin akrab. Begitupun Vanilla dengan Dava. Keakraban Vanilla dan Dava berawal dari dirinya yang ketahuan ingin kabur dari sekolah dengan menaiki tangga dekat tembok sekolah tersebut. Keakraban Vanilla dan Dava pun membawa mereka menjadi sepasang kekasih.
Jadi, setelah itu gimana?