Mohon tunggu...
Harirotul Fikri
Harirotul Fikri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Psikologi UIN Malang '10| Pengagum sastra | Nyaman berada di kereta, senja dan padang ilalang | Bermimpi jadi penulis dan pebisnis | Penah ingin lanjut S2. Pernah!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Menjemput Kematian Tom

28 Januari 2016   11:30 Diperbarui: 29 Januari 2016   00:50 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kau menyesal?”

“Menyesal? Tidak. Kita sama-sama suka kan?” Aku menenangkannya.

Tom beranjak kesampingku dan meraih kepalaku untuk dipeluknya. Hangat. Aku suka pelukan Tom. Kugenggam pula tangannya yang kuat agar kegusarannya berkurang. Aku dan Tom sama-sama terkubur oleh rasa bimbang. Mencoba meyakinkan satu sama lain jika semua akan baik-baik saja. Menepis segala bisikan jika semua ini tak ada benarnya.

Jadi, sudah sejak tiga belas bulan lalu aku dan Tom berada di sini sebagai ‘suami-istri’. Menyewa sepetak kamar kos untuk kami huni. Orang tua kadang memang seperti itu. Lebih memilih membiarkan aku dan Tom lari daripada menerima kami dan apa yang telah terjadi diantara kami. Memang apa yang bisa kuperbuat dirumah jika sebagai anakpun aku tak dianggap?

~0~

“Jika ia mati, kau akan sengsara!” Kau kembali mengingatkanku.

Kita hidup juga dalam kesengsaraan. Maksudmu apa?

“Kau akan mendekam dalam jeruji, Bodoh!”

Kau yang bodoh. Kau yang tolol. Hanya orang gila yang ingin memisahkan diri dengan kekasihnya dengan cara membunuh orang yang dicintainya, dan membiarkan dirinya sendiri merana oleh ulahnya!

“Lalu, kau akan..”

“Nat? Nat!” Tom mengguncang bahuku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun