Mohon tunggu...
nofie
nofie Mohon Tunggu... Mahasiswa - pariwisata

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Lintas Budaya dalam Organisasi

26 Mei 2022   23:18 Diperbarui: 26 Mei 2022   23:22 2310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi Lintas Budaya Dalam Organisasi

Budaya kerja selalu diterapkan di setiap organisasi dan setiap negara. Budaya kerja diterapkan pada organisasi agar berfungsi dengan baik dalam melakukan suatu kegiatan. Kemudian, budaya kerja juga dapat menciptakan etika komunikasi dalam organisasi.

Secara umum, agar suatu perusahaan pada umumnya merasa lebih akrab, masing-masing harus memiliki budaya kerja yang unik dan berbeda satu sama lain. Budaya ini diciptakan dengan tujuan agar karyawan lebih akarab, produktif dan mencapai hasil yang sejalan dengan visi perusahaan.

Tidak semua negara memiliki budaya kerja yang sama yang berlaku di organisasinya. Seperti membandingkan budaya kerja negara-negara lain dengan Indonesia. Negara lain seperti amerika serikat, afrika, singapura dll menciptakan budaya kerja kepemimpinan terbuka. 

Dimana setiap karyawan dapat dengan bebas menyampaikan pendapatnya. Sedangkan Indonesia memiliki kepemimpinan tertutup. Terkadang karyawan memiliki ide yang bagus untuk organisasi tetapi atasan mereka tidak terlalu mendengarkan dan cenderung lebih egois dengan pendapat mereka sendiri.

Tingkatkan dari sisi komunikasi dalam sebuah kantor jika terdapat keberagaman budaya yang sangat banyak. harusny diperlukan pendekatan tambahan pada mereka maka mereka akan lebih mudah berbicara secara langsung daripada di keramaian. ketika mereka merasa nyaman berkomunikasi dengan rekan kerja lainnya, mereka akan lebih terbuka dan komunikasi akan berjalan lebih lancar.

Tidak membeda-bedain kepercayaan budaya masing-masing, jika seperti orang dengan gaya komunikasi agresif, mereka sering berperilaku arogan dan suka bercanda. Orang dengan gaya komunikasi ini sering bertindak spontan dan berbicara tanpa berpikir. Mereka sering berkomunikasi dengan nada tinggi dan suka merendahkan orang lain.

Konflik seperti ini seringkali muncul dari salah persepsi terhadap sikap rekan kerja. Ini mungkin karena pihak lain mengadopsi sikap pemahaman, emosional, dan empati terhadap orang lain sebagai mediator untuk menyelesaikan konflik mereka, atau karena atasan menetapkan kebijakan, dan melatih karyawan mereka untuk mempromosikan toleransi dan pemahaman terhadap orang lain lintas keragaman budaya di tempat kerja. 

Ini mungkin karena pihak lain mengadopsi sikap pemahaman, emosional, dan empati terhadap orang lain sebagai mediator untuk menyelesaikan konflik mereka, atau karena atasan menetapkan kebijakan, dan melatih karyawan mereka untuk mempromosikan toleransi dan pemahaman terhadap orang lain lintas keragaman budaya di perusahaan.

Berikut ini ada beberapa contoh komunikasi yang biasa terjadi pada dunia pekerjaan dan/atau organisasi

Komunikasi antar karyawan

Bentuk komunikasi ini sangat penting dalam sebuah organisasi, baik itu komunikasi terhadap kerja maupun komunikasi berbasis social. komunikasi ini juga membantu hubungan antar karyawan menjadi lebih dekat juga dapat membuat proses kerja menjadi lebih efisien dan produktif,

Komunikasi antara Manajer 

komunikasi organisasi ini melibatkan arus informasi dari atas ke bawah. Karena itu dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Misalnya, manajemen memberi tahu karyawannya tentang perubahan kebijakan atau peraturan organisasi. Atau manajemen meminta karyawan untuk meningkatkan pekerjaannya. Bentuk komunikasi ini tidak selalu langsung, karena dapat menggunakan sarana, seperti telepon, notifikasi, group chat, email, dll.

Komunikasi antar direktur

Kominikasi ini dengan pembicaraan yang bertujuan untuk menyelesaikan tata cara dalam sebuah perusahaan. Tugasnya adalah menetapkan aturan-aturan di perusahaan yang akan disosialisasikan kepada bawahan seperti manajer. Oleh karena itu, komunikasi horizontal menjadi penting bagi para pemimpin bisnis.

Berikut ada beberapa penyebab konflik komunikasi budaya yang biasa terjadi pada sebuah organisasi dan cara penyelesaian konflik tersebut

Konflik komunikasi budaya yang biasa terjadi pada sebuah organisasi

1. Komunikasi yang buruk

Menurut saya Komunikasi yang buruk ialah konflik yang paling utama dan yang mendasar karena Sistem komunikasi yang buruk dalam suatu organisasi akan menimbulkan masalah dalam pemrosesan informasi yang tepat di antara anggota tim, yang juga akan menyebabkan konflik di antara mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki sistem komunikasi dua arah agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.

2. Kesalahpahaman

Ketika seseorang tidak memahami dengan baik tugas, peran dan tanggung jawabnya, maka akan munculnya konflik ini. Untuk itu, penting bagi ketua atau pejabat untuk menyampaikan tugas, peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Jika mereka tidak mengerti, seringkali akan sulit untuk melakukan pekerjaan mereka dan akan terjadi miskomunikasi antara tim dan pemimpin.

3.Perbedaan Individu

Perbedaan ini biasanya terjadi ketika individu  memiliki berbagai alasan seperti latar belakang keluarga, nilai-nilai, sikap, tradisi, budaya, asuhan dan  sosialisasi. Selain itu, perbedaan kepribadian juga akan menimbulkan konflik antar manusia sehingga mempengaruhi emosi individu.

Kemudian, inilah yang dapat Anda lakukan untuk menyelesaikannya

1. Hindari terjebak sepihak

Dalam suatu organisasi harus bersifat adil. maka jika seorang karyawan yang terlibat dalam konflik tersebut berada di posisi tinggi seperti manajer, kita tidak boleh langsung berasumsi bahwa manajer yang tepat dan mereka yang terlibat dalam konflik itu yang bersalah.

2. Jadilah penengah yang bijaksana

Saat menyelesaikan masalah dengan menengahi konflik yang muncul antar individu anggota. harus mendengarkan isu yang diangkat oleh masing-masing pihak, kemudian memproses informasi tersebut dan sampai pada kesimpulan yang objektif. Bersikap objektif berarti harus bisa menyelesaikan masalah yang munculnya fakta dan bukan opini yang dapat merugikan salah satu pihak.

3. Membuat keputusan yang sama dan adil

Dengan demikian, mengharap karyawan yang terlibat konflik dapat sesuai dengan janjinya ketika memutuskan solusi yang dipilih. Tujuan menyatukan semuanya dalam sebuah ruangan yaitu dapat menghindari kesalahpahaman dan untuk bekerja sama mencari solusi yang benar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun