Mohon tunggu...
nofia ridwan
nofia ridwan Mohon Tunggu... -

seorang kuli buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kertas dan Pena

10 Agustus 2014   03:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:56 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia dan dia

ini dan itu

hanyalah benda mati biasa

sekedar alat dengan faedah

kertas dan pena

aku ini sepenuhnya biasa saja

tak pandai bercakap dalam sajak picisan

membentuk

merancang dengan baik sebuah makan malam

hanya dengan kertas dan pena

aku berucap

gores demi gores lengan ini berayun, sana dan sini

di atas kertas dan pena

jemariku berayun, menanti

menunggu senyum simpul berarak tenang dan pasti

menanti hati bergolak dalam kuali besi

walau ku tak akan pernah tahu

mimikmu

wajahmu

bahkan yang sebenarnya akan terjadi

kertas dan pena ini

adalah penghubung atas apa yang mereka sebut neuron

dan zat gaib bernama hati

dia adalah tumpahan kegelisahan dalam mantra2 suci

yang terrefleksi hingga engkau dan dunia dapat melihatnya bersih

tanpa jaminan, tanpa secarikpun pasti

engkau tak beranjak dari sini

sungguhpun kertas dan pena ini belum berhenti

aku hanya ingin menyapamu

dengan sederhana

Hai hati, engkaulah sinar!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun