POLO PENDEM
Oleh : Junus Barathan
Sudah jarang kita temukan makanan tradisional Polo Pendem yang menjadi ciri khas di negeri ini. Makanan rakyat sejak dulu kala yang diambil dari dalam tanah sejenis akar atau umbi-umbian yang layak untuk dimakan seperti, ketela pohon, ketela rambat, talas, bentol, ganyong, kacang tanah, dan masih banyak yang lainnya.Â
Ternyata setelah dilakukan penelitian  banyak sekali jenis bahan makanan yang berasal dari umbi-umbian ini tergolong bahan makanan yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Wow... mantap.
Makanan jenis umbi-umbian polo pendem ini pada sekitar tahun 1960, sempat menjadi bahan makanan pokok hampir di seluruh wilayah Nusantara. Pada tahun tersebut bahan makanan pokok beras menjadi sangat langka karena terserang hama tikus, sehingga bahan makanan pokok masyarakat berubah dari beras menjadi umbi-umbian.Â
Sementara pada jaman now makanan jenis umbi-umbian ini mulai di kesampingkan dan juga makanan ini beralih posisi dari makanan pokok menjadi makanan camilan.Â
Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, masih menjadikan polo pendem sebagai bahan makanan yang disajikan pada saat upacara adat, demikian pula dibeberapa daerah yang lain. Oleh karena itu polo pendem masih dibutuhkan oleh masyarakat.Â
Tanaman jenis umbi-umbian ini banyak banyak kita jumpai di kebun atau pekarangan rumah penduduk, walaupun tidak sebanyak pada zaman nenek moyang kita dulu.
Generasi sekarang pada umumnya tidak mengenal jenis makanan tradisional polo pendem ini, entah belum pernah disosialisasikan oleh orang-orang tua mereka atau mereka gengsi. Tapi dengan mudahnya mereka dapat mengenal jenis makanan dari luar negeri yang dipromosikan lewat dunia maya maupun media cetak.Â
Makanan dari luar negeri ini sangat popular dikalangan pemuda diantaranya, Sushi (Jepang), Pizza (Italia), Kebab (Turki), Kimchi (Korea), Ramen (Tiongkok), Hot Dog (Amerika), Burger (Jerman) dan masih banyak yang lainnya.Â
Seperti kita ketahui bahwa Negara-Negara di luar sana, terutama Negara barat suka sekali mengkonsumsi makanan cepat saji (fastfood), dan inilah yang di tiru oleh generasi sekarang (kepo), bahkan maaf menjadi sangat trendy.Â