Mohon tunggu...
Junus Barathan.
Junus Barathan. Mohon Tunggu... Guru - Profesional.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Purna Tugas PNS Guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerobak Tua

26 Januari 2019   10:21 Diperbarui: 26 Januari 2019   11:16 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Derit roda kayu gerobak tua

Bergerak perlahan disetiap waktu yang semakin senja

Sesekali nafas tersenggal di rongga dada

Berhenti sejenak lalu jalan lagi

Gerobak tua tertatih tatih berpacu dengan waktu

Melangkah pasti menelusuri jalan berliku

Kadang kala menepi di ujung jalan

Mengusap debu dan keringat yang melekat

Gerobak tua ditelan usia

Tak henti memburu bayang yang semakin memudar

Perjalanan panjang dalam kerinduan

Merasa letih menghentikan langkah

Gerobak tua tergilas roda jaman

Terkapar dan luka

Rembulan menangis di serambi malam

Bintang menjerit mengisyaratkan lara

Matahari tertunduk dalam duka

Tapi aku tak peduli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun