Mohon tunggu...
Noer Ima Kaltsum
Noer Ima Kaltsum Mohon Tunggu... Guru - Guru Privat

Ibu dari dua anak dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ponpes Salafiyah, Masjid Turen di Malang, Jawa Timur

19 Oktober 2015   21:26 Diperbarui: 19 Oktober 2015   21:36 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena waktunya terbatas, kami harus segera meninggalkan ponpes ini untuk melanjutkan perjalanan pulang. Di pinggir jalan, kendaraan berhenti untuk keperluan membeli oleh-oleh. Suami dan dan anak-anak makan bakso untuk mengisi perut agar tidak kelaparan seperti pagi tadi (Sarapan pagi terlambat, sejak malam perjalanan sampai Bromo. Turun dari Bromo sudah siang. Kami terlambat sarapan sehingga mayoritas penumpang kepalanya pusing ). Alhamdulillah 2 porsi untuk 4 orang. Semoga bakso halal penuh barokah ini bisa menenangkan 2 anak saya. Alhamdulillah, perjalanan selanjutnya si kecil bisa tidur dengan nyenyak.  

Di tengah perjalanan, Pak Hakim pemilik mobil perutnya mulai perih. Ternyata sakit maagnya kumat. Sang isteri, Bu Siti kesulitan mencarikan camilan yang ada di dalam tas. Saya menawarkan beberapa wafer milik anak-anak. Alhamdulillah, setelah makan beberapa potong, Pak Hakim merasa nyaman dan lumayan sehat. Setelah Isya barulah rombongan mampir ke rumah makan untuk makan malam.

Jam 2 dini hari (Senin, 12 Oktober 2015) kami sampai di Pasar Matesih, Kab. Karanganyar. Kami memilih soto sebagai menu mengawali hari ini dan teh hangat. Meskipun wajah-wajah kami kusut, badan loyo, dan kantuk masih menyerang, tapi kami masih sempat bersenda gurau di warung lesehan.

Kami tidak berlama-lama berada di warung lesehan. Setelah mengisi bahan bakar, kami pulang. Jam 3 dini hari saya dan keluarga sudah sampai rumah. Tubuh saya rebahkan. Alhamdulillah, kami masih diberi waktu untuk menghirup udara lagi meski bangun kesiangan. Rutinitas tetap berjalan, menyiapkan diri untuk ke sekolah anak-anak dengan tergesa-gesa. Yang paling loyo adalah si kecil (Faiz). Saya merasa kasihan pada Faiz, tapi bagaimana lagi? Pagi ini semua tetap masuk sekolah dengan membawa kantuk. (SELESAI)

Karanganyar, 12 Oktober 2015

Foto-foto di atas dokumentasi Faiqah Nur Fajri, Anak Pertama saya, Siswa Kelas X Imersi 1, SMA Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun