“Pak, mestinya itu bukan untuk isterinya. Lalu buat siapa?”
“Oh, itu. Buat orang PDAM kalee.”
Aku ndak mudeng maksudnya. Kutanyakan maksud sms itu pada temanku yang lain.
“Oh, itu. Buat orang PDAM. Bahkan ada orang yang bilang kalau isterinya Hari bekerja di PDAM.”
“Badalah. Jadi Pak Hari itu ada sesuatu dengan orang lain to?”
“Kok dirimu baru tahu. Itu sudah lama.”
“Pantas saja dia nanya seperti itu. Takut kalau aku tahu cerita tentang perempuan itu.”
Bagaimanapun juga aku harus bercerita pada suamiku tercinta tentang sms nyasar ini. Agar kelak kalau ada sms nyasar, kebetulan suami yang membuka, suami tidak main curiga dan asal tuduh aku berselingkuh.
Ketika aku ceritakan pada suami tentang sms nyasar tadi, mungkin dia akan bilang Hari lagi Hari lagi. Anehnya suami malah bilang,”sepertinya aku mengenal perempuan yang dimaksud. Dia bernama Rosa, pegawai PDAM yang nyambi bekerja di laboratorium. Belum lama ini suami Rosa meninggal. Bla-bla-bla. “
Plong, lega sudah. Rasa penasaranku hilang. Kalau dulu aku selalu ingin teriak-teriak memaki Hari, sekarang aku terenyum dalam hati dan mencibir.
“kau tak lebih baik dari penilaianku. Terima kasih atas sms-mu yang nyasar.”