Kamu lagi santai-santai di jam 4 sore, tiba-tiba atasan ngasih tugas dadakan yang harus selesai hari itu juga?
Atau bahkan lebih parah, sudah siap-siap mau pulang kerja, tiba-tiba dia ngajak meeting yang enggak jelas kapan selesainya, dalam situasi seperti itu, apa yang akan kamu lakukan?
Nah, masalah seperti ini sering dialami oleh banyak karyawan, apalagi kalau punya atasan yang tidak terlalu memikirkan batasan waktu atau jam kerja.
Atasan yang suka kasih tugas mendadak biasanya membuat mereka jadi stres. Di saat pikiran sudah mulai rileks karena sebentar lagi waktunya pulang, tiba-tiba otak dipaksa berpikir keras lagi.
Hasilnya, fokus buyar, tenaga habis, dan emosi pasti campur aduk. Lebih parah lagi, kalau hal ini sering terjadi, ritme kerja jadi berantakan, produktivitas turun, dan waktu untuk diri sendiri atau keluarga ikut terenggut.
Selain itu, kebiasaan atasan yang suka kasih tugas dadakan ini juga sering membuat bawahan merasa tidak dihargai.
Karena, bukannya diberikan waktu yang cukup untuk merencanakan dan menyelesaikan pekerjaan, mereka malah harus selalu standby seperti robot yang siap jalan kapan saja.
Enggak heran kalau banyak yang akhirnya merasa frustasi atau bahkan mempertimbangkan untuk cari kerjaan lain yang lebih manusiawi.
Masalah ini sebenarnya tidak hanya berpengaruh ke bawahan, tapi juga ke hasil kerja tim secara keseluruhan.
Kalau karyawan sudah keburu capek fisik dan mental karena tugas dadakan, kemungkinan besar hasil kerja jadi kurang maksimal.
Jadi, kebiasaan ini bisa dibilang seperti lingkaran setan—enggak ada yang untung, semua pihak malah dirugikan.
Intinya, masalah atasan yang suka kasih tugas mendadak ini bukan hanya soal tugasnya yang bikin repot, tapi juga dampaknya yang bisa menyerang mental dan keseimbangan hidup bawahan.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi tipe atasan seperti ini agar hidup lebih tenang dan pekerjaan tetap bisa jalan dengan lancar.
Nah, sebelum keburu kesel sama atasan yang sering kasih tugas dadakan, kita coba pahami dulu kenapa sih mereka seperti itu.
Karena, percaya atau tidak, sering kali ini bukan sepenuhnya salah kita. Berikut empat alasan kenapa atasan bisa tiba-tiba bikin "surprise" tugas mendadak:
1. Kurangnya Perencanaan dari Atasan
Ada atasan yang, jujur saja, enggak jago ngatur jadwal atau prioritas. Mereka sering enggak bikin planning jauh-jauh hari, jadi ketika ada sesuatu yang baru kepikiran atau butuh dikerjakan, langsung saja dilempar ke bawahannya. Akibatnya, bawahan yang harus mengerjakan semuanya di last minute.
2. Situasi Mendesak di Perusahaan
Kadang, tugas dadakan itu muncul karena ada keadaan darurat yang beneran enggak bisa dihindari, misalnya deadline dari klien yang tiba-tiba dimajukan atau perubahan strategi perusahaan. Dalam kondisi seperti ini, mau enggak mau, semua orang harus sigap.
3. Ketidaksadaran Atasan terhadap Waktu Kerja
Ada juga tipe atasan yang, mungkin tanpa mereka sadari, tidak terlalu peduli dengan jam kerja kita.
Mereka pikir bawahan itu mesti selalu siap kapan saja, padahal bawahan juga manusia biasa yang punya batas tenaga dan waktu.
Apalagi kalau atasan punya kebiasaan kerja sampai larut malam, mereka kadang lupa kalau kita tidak semua punya ritme kerja yang sama seperti mereka.
4. Pola Kerja yang Tidak Efisien
Beberapa atasan suka menunda pekerjaan atau terlalu banyak meeting yang sebenarnya enggak perlu. Akibatnya, tugas-tugas penting baru mulai dibahas menjelang akhir jam kerja.
Nah, dari sini kita bisa lihat kalau masalah tugas mendadak ini sering kali terjadi karena faktor di luar kendali kita. Jadi, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri ya!
Kalau mau selamat dari "serangan dadakan" atasan, kita harus punya strategi yang jitu. Ini tiga tips yang bisa kamu coba untuk mengatasi atasan yang suka kasih tugas dadakan:
1. Datang Lebih Awal dan Komunikasikan Kebutuhan Pekerjaan
Coba deh, pagi-pagi ketika situasi masih santai, kamu hampirin atasan. Tanyakan tugas apa yang perlu disiapkan untuk hari itu. Misalnya:
“Pak/Bu, hari ini ada laporan atau tugas yang perlu saya prioritaskan?”
Ini penting, karena biasanya kalau pagi-pagi begini, mereka masih fresh untuk mikir dan belum keburu stres.
Jadi, tugas-tugas yang biasanya dilempar mendadak sore-sore, bisa lebih jelas dari awal. Kamu juga jadi lebih tenang mengerjakannya tanpa harus lembur.
2. Inisiatif Menawarkan Solusi
Kalau kamu tahu ada masalah atau proyek yang sedang dibahas, jangan tunggu diminta! Langsung saja tawarkan solusi atau ajak untuk mengatur jadwal meeting lebih awal. Contohnya:
“Pak/Bu, bagaimana kalau kita jadwalkan meeting jam 10 pagi untuk bahas proyek A? Supaya nanti tidak mepet di sore hari.”
Atasan biasanya suka sama karyawan yang inisiatif, karena itu membuat kerja mereka jadi lebih gampang. Plus, kamu jadi enggak akan meeting atau rapat ketika jam-jam mau pulang.
3. Pasang Radar dan Pelajari Pola Atasan
Ini nih skill yang wajib dimiliki kalau punya atasan yang unpredictable (tidak bisa diprediksi). Kamu harus peka dengan situasi mereka. Kalau ada sekretaris atau asisten, coba ajakin ngobrol:
“Pak/Bu, bos lagi ada masalah apa ya? Kayaknya lagi sibuk banget belakangan ini.”
Dari informasi seperti ini, kamu bisa prediksi tugas-tugas mendadak yang mungkin akan muncul.
Dengan begitu, kamu sudah siap lebih awal dan tidak akan kaget kalau tiba-tiba diminta mengerjakan sesuatu.
Intinya, kalau jadi bawahan jangan terlalu pasrah dengan keadaan. Kalau kamu bisa lebih proaktif, baca situasi, dan tawarkan solusi, kerjaan jadi lebih teratur, atasan senang, dan kamu pun bisa pulang tepat waktu. Enak kan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI