Misalnya:
- “Kalau bukan kamu yang bantu, siapa lagi?”
- “Aku cuma bisa berharap sama kamu, kok malah ditolak?”
Hasilnya kamu jadi mikir, "Ya ampun, kok aku tega banget ya. Kasihan dia," dan taraaaa akhirnya kamu nurut meskipun sebenarnya nggak rela.
2. Perasaan Ingin Membalas Budi atau ‘Utang Moral’
Rasa “utang budi” ini juga sering jadi senjata andalan manipulator. Apalagi kalau mereka pernah membantu kamu di masa lalu.
Misalnya, dulu mereka mengantar kamu ke rumah sakit saat darurat, terus sekarang mereka bilang, “Masa sih aku dulu udah bantu kamu segitunya, sekarang kamu nggak mau bantu aku sedikit aja?”
Padahal, kebaikan itu idealnya tulus, nggak pake embel-embel “balasan”. Tapi kita sering terbawa pikiran, "Wah iya juga, aku kayaknya hutang budi sama dia," sehingga merasa wajib membalas, walaupun caranya membuat kamu nggak nyaman.
3. Kebutuhan untuk Mempertahankan Hubungan (Walau Toxic)
Manusia itu makhluk sosial, jadi wajar kalau kita ingin hubungan yang harmonis dengan orang lain. Tapi di sinilah manipulasi guilty tripping jadi bahaya.
Pelaku sering membuat kita takut kehilangan hubungan itu, bahkan meskipun hubungan tersebut sudah toxic.
- “Kalau kamu nggak nurut, yaudah deh, aku nggak akan ganggu kamu lagi. Tapi jangan nyesel kalau hubungan kita jadi renggang.”
- “Aku pikir kamu peduli sama aku, tapi ternyata salah.”