Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Akankah Generasi Z Menjadi Generasi yang Paling Tertindas dalam Dunia Kerja?

7 Februari 2024   08:07 Diperbarui: 10 Februari 2024   14:10 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskriminasi berdasarkan usia, ras, jenis kelamin, agama, negara asal, cacat fisik, dan kehamilan juga bisa menjadi faktor penindasan di tempat kerja.

Semua faktor ini dapat menimbulkan dampak emosional, psikologis, dan fisik yang parah pada individu yang menjadi sasarannya, sehingga menyebabkan penurunan kepuasan kerja, produktivitas, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang dapat membuat Generasi merasa tertindas di tempat kerja. Berikut analisis apakah faktor-faktor tersebut berlaku untuk Generasi Z:

  • Etos Kerja yang Berbeda. Generasi Z memiliki etos kerja yang lebih fleksibel dan menghargai keseimbangan kehidupan kerja. Hal ini dapat membuat mereka bentrok dengan budaya kerja tradisional yang kaku dan hierarkis.
  • Diskriminasi. Generasi Z mungkin mengalami diskriminasi berdasarkan usia, jenis kelamin, etnis, orientasi seksual, atau identitas gender. Hal ini dapat membuat mereka merasa dikucilkan dan tidak memiliki kesempatan yang sama.
  • Gaji Rendah dan Ketidakstabilan. Generasi Z menghadapi tantangan finansial dengan gaji yang stagnan dan kontrak kerja jangka pendek. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak aman dan cemas tentang karir mereka.
  • Pelecehan dan Bullying. Generasi Z mungkin mengalami pelecehan dan bullying di tempat kerja. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak dihargai, diintimidasi, dan tidak aman.
  • Kurangnya Kesempatan untuk Berkembang. Generasi Z ingin terus belajar dan berkembang dalam karir mereka. Kurangnya kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru dapat membuat mereka merasa frustrasi dan stagnan.
  • Beban Kerja Berlebihan. Generasi Z mungkin merasakan beban kerja yang berlebihan dan stres karena tuntutan pekerjaan yang tinggi dan jam kerja yang panjang. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
  • Kurangnya Dukungan. Generasi Z mungkin merasa tidak mendapatkan cukup dukungan dari atasan, mentor, atau rekan kerja. Hal ini dapat membuat mereka merasa terisolasi dan kesulitan untuk mengatasi tantangan di tempat kerja.
  • Kesenjangan Generasi. Generasi Z memiliki nilai-nilai dan ekspektasi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan dan konflik dengan atasan atau rekan kerja yang lebih tua.
  • Ketidakpastian Masa Depan. Generasi Z dihadapkan dengan masa depan yang tidak pasti. Hal ini dapat membuat mereka merasa cemas dan tidak yakin tentang karir mereka.
  • Kurangnya Representasi. Generasi Z mungkin merasa kurang terwakili dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan di tempat kerja. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak didengarkan dan tidak memiliki suara dalam organisasi.

Menurut Survei McKinsey yang di kutip dari detik.com Survei McKinsey terhadap 5.000 karyawan di seluruh dunia menemukan bahwa 67% Generasi Z merasa stres di tempat kerja, dan 56% merasa tidak dihargai oleh atasan mereka.

Terakhir, berdasarkan analisis dalam artikel ini, tampaknya Generasi Z memang menghadapi tantangan yang signifikan di dunia kerja. Namun, apakah mereka menjadi generasi yang paling tertindas masih menjadi pertanyaan yang sulit dijawab. Faktor-faktor seperti etos kerja, sistem kerja yang ada, dan tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z semuanya berkontribusi terhadap pengalaman mereka di tempat kerja.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap generasi memiliki tantangan dan keuntungan mereka sendiri. Generasi Z, dengan pemahaman teknologi mereka yang kuat, fleksibilitas, dan keinginan untuk bekerja dengan tujuan, memiliki potensi untuk mengubah dunia kerja dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung.

Untuk Generasi Z, ada beberapa saran yang bisa Anda coba untuk mengatasi tantangan di tempat kerja:

Pertama, mengembangkan keterampilan komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat membantu dalam menegosiasikan gaji, meminta umpan balik  (feed back), dan menyelesaikan konflik di tempat kerja.

Kedua, mencari dukungan. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari mentor, rekan kerja, atau profesional kesehatan mental jika merasa tertekan atau tertindas.

Ketiga, menetapkan batasan. Penting untuk menetapkan batasan antara kehidupan kerja dan pribadi untuk menjaga keseimbangan dan mencegah burnout.

Keempat, terus belajar dan berkembang. Dunia kerja terus berubah, jadi penting untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun