Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator - Operator Sekolah

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Garis Waktu Hidupmu Bukan Milik Orang Lain, Jangan Biarkan Mereka Membuatmu Tertekan

4 Januari 2024   12:44 Diperbarui: 4 Januari 2024   12:48 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Seseorang yang sedang berjalan di pantai. (Sumber Gambar: pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan dengan berbagai tekanan, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Salah satu tekanan yang sering dialami adalah tekanan untuk mengikuti garis waktu hidup yang telah ditetapkan oleh orang lain.

Garis waktu hidup adalah batasan waktu yang ditetapkan oleh masyarakat untuk mencapai berbagai tujuan dalam hidup, seperti menikah, memiliki anak, membeli rumah, dan sebagainya. Anggapan umum adalah bahwa seseorang harus mencapai semua tujuan tersebut pada usia tertentu.

Padahal, garis waktu hidup setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang sudah menikah di usia muda, ada pula yang baru menikah di usia tua. Ada orang yang sudah memiliki anak di usia muda, ada pula yang baru memiliki anak di usia tua. Ada orang yang sudah membeli rumah di usia muda, ada pula yang baru membeli rumah di usia tua.

Nah, tujuan artikel ini di buat adalah untuk memberikan sedikit pemahaman kepada pembaca bahwa garis waktu hidup setiap orang berbeda-beda. Maka dari itu, jangan biarkan orang lain membuatmu tertekan dengan garis waktu mereka. Fokuslah pada tujuan dan kebutuhanmu sendiri.

Mengapa Garis Waktu Hidupmu Bukan Milik Orang Lain?

Setiap orang memiliki kehidupan yang unik dan berbeda-beda. Maka dari itu, garis waktu hidup setiap orang juga berbeda-beda. Tidak ada satu garis waktu yang cocok untuk semua orang.

Garis waktu hidup adalah batasan waktu yang ditetapkan oleh masyarakat untuk mencapai berbagai tujuan dalam hidup, seperti menikah, memiliki anak, membeli rumah, dan sebagainya. Anggapan umum adalah bahwa seseorang harus mencapai semua tujuan tersebut pada usia tertentu.

Padahal, anggapan tersebut tidak selalu benar. Ada banyak alasan mengapa seseorang mungkin tidak bisa mengikuti garis waktu hidup yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Alasannya ialah:

Pertama, belum siap secara fisik dan mental. Menikah, memiliki anak, dan membeli rumah adalah hal-hal yang besar dan membutuhkan persiapan yang matang. Jika seseorang belum siap secara fisik dan mental, maka hal-hal tersebut bisa menjadi beban baginya.

Kedua, memiliki tujuan lain dalam hidup. Setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda. Ada orang yang ingin fokus pada kariernya, ada pula yang ingin fokus pada pendidikannya, dan sebagainya. Jika seseorang memiliki tujuan lain dalam hidup, maka mereka mungkin tidak bisa mengikuti garis waktu hidup yang telah ditetapkan oleh masyarakat.

Ketiga, hanya ingin menikmati hidup. Tidak ada yang salah dengan menikmati hidup. Jika seseorang ingin menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang, maka mereka tidak perlu terburu-buru untuk mencapai berbagai tujuan dalam hidup.

Maka dari itu, penting untuk memiliki kendali atas hidup sendiri. Jangan biarkan orang lain mengontrol garis waktu hidupmu. Fokuslah pada tujuan dan kebutuhanmu sendiri.

Di bawah ini adalah tiga contoh relevan yang sering kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat kita, di antaranya:

  • Orang tua Anda mendesak Anda untuk menikah.
  • Teman-teman Anda bertanya kapan Anda akan memiliki anak.
  • Saudara Anda berkata kepada Anda "di umur sekian seharusnya Anda sudah mempunyai rumah sendiri".

Jika Anda mengalami situasi-situasi seperti ini, penting untuk bersikap tegas dan mempertahankan kendali atas hidup Anda. Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, "Aku menghargai saranmu, tapi aku akan memutuskan sendiri kapan aku akan menikah/memiliki anak maupun rumah sendiri."

Ingatlah bahwa Andalah yang bertanggung jawab atas hidup Anda. Jangan biarkan orang lain mengambil kendali atas garis waktu hidup Anda.

Ketika Anda masih saja mendengarkan perkataan orang-orang seperti di atas, maka Anda akan merasakan dampak negatifnya. Perkataan orang-orang atau tekanan dari orang lain dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional Anda. Tekanan tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti stres, kecemasan, depresi, rasa tidak berharga, rasa marah dan rasa bersalah

Tekanan dari orang lain dapat membuat Anda merasa tidak mampu mengendalikan hidup Anda sendiri. Hal ini dapat menyebabkan Anda merasa cemas dan stres. Tekanan tersebut juga dapat membuat Anda merasa tidak berharga dan tidak mampu memenuhi harapan orang lain.

Di bawah ini adalah tiga contoh dampak negatif dari tekanan orang lain:

Pertama, seorang wanita yang merasa tertekan untuk menikah di usia muda mungkin akan merasa cemas dan depresi. Hal ini karena ia merasa tidak mampu memenuhi harapan orang tuanya.

Kedua, seorang pria yang merasa tertekan untuk memiliki anak di usia muda mungkin akan merasa marah dan bersalah. Hal ini karena ia merasa tidak siap untuk menjadi orang tua.

Ketiga, seorang pria yang merasa tertekan karena harus memiliki rumah sendiri pada usia tertentu mungkin akan merasa stres dan bahkan tertekan. Hal ini karena ia merasa tidak mampu, ketidakmampuannya itu karena ia harus membayar biaya cicilan rumah dan segala macamnya.

Lalu Bagaimana Cara Mengatasi Tekanan dari Orang Lain?

Ada empat strategi dan teknik yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi tekanan dari orang lain, di antaranya:

Pertama, fokuslah pada tujuan dan kebutuhan Anda sendiri. Ingatlah bahwa Andalah yang bertanggung jawab atas hidup Anda. Anda berhak untuk menentukan apa yang terbaik untuk Anda.

Kedua, belajarlah untuk mengatakan "tidak". Jangan merasa bersalah untuk menolak permintaan orang lain yang membuat Anda merasa tidak nyaman. Anda tidak perlu memenuhi harapan semua orang.

Ketiga, batasi interaksi Anda dengan orang-orang yang sering menekan Anda. Jika memungkinkan, cobalah untuk menjauhi mereka. Anda tidak perlu menghabiskan waktu dengan orang-orang yang membuat Anda merasa tidak nyaman.

Keempat, cari dukungan dari orang-orang yang positif dan suportif. Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau terapis tentang apa yang Anda alami. Mereka akan membantu Anda untuk tetap teguh pada tujuan Anda.

Bagaimana Cara Mengimplementasikan Strategi dan Teknik Tersebut?

Pertama, jika orang tua Anda mendesak Anda untuk menikah, Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, "Terima kasih Bapak/Ibu, tapi aku akan memutuskan sendiri kapan aku akan menikah."

Kedua, jika teman-teman Anda bertanya kapan Anda akan memiliki anak, Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, "Aku sedang merencanakannya (simpel saja)."

Ketiga, jika Saudara Anda berkata kepada Anda "di umur sekian seharusnya Anda sudah mempunyai rumah sendiri, Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, "Soal Rezeki kan beda-beda, yang penting sekarang saya sedang berusaha Om/Tante."

Jika Anda masih merasa kesulitan untuk mengatasi tekanan dari orang lain, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional. Seorang terapis (psikolog) dapat membantu Anda untuk memahami penyebab tekanan yang Anda alami dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.

Terakhir sebagai kesimpulan, garis waktu hidup setiap orang berbeda-beda. Jangan biarkan orang lain membuatmu tertekan dengan garis waktu mereka. Fokuslah pada tujuan dan kebutuhanmu sendiri. Jika Anda masih merasa kesulitan untuk mengatasi tekanan dari orang lain, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional.

Jadi hiduplah sesuai dengan ritme dan kecepatanmu sendiri. Jangan biarkan orang lain mengatur hidupmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun