Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tekanan Ekonomi dan Tekanan Sosial adalah salah satu Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi, Benarkah?

14 Februari 2023   16:41 Diperbarui: 15 Februari 2023   11:40 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karikatur Korupsi(instagram.com/politikcb)

Korupsi tuh tindakan yang nggak jujur dan curang. Biasanya dilakukan sama orang atau kelompok buat dapetin untung sendiri, entah itu duit, kekuasaan, atau barang-barang lain. Nah, mereka ini suka memanfaatkan posisi atau kewenangan yang mestinya buat kepentingan publik. Korupsi bisa terjadi di mana aja, dan yang rugi biasanya masyarakat luas.

Simpelnya sih korupsi itu, orang yang bisa kaya atau bisa mendapatkan sesuatu itu dengan cara yang instan dan cepat tanpa harus bersusah payah. Kalo bahasa kerennya ngecheat atau ngehack. Jadi kalo kita ngecheat di game itu berarti korupsi dong? Ya silakan nilai masing-masing yah...

Apakah yang ada dalam benak teman-teman jika membayangkan kata korupsi? atau mungkin tertuju kepada oknum? kalau sudah menyangkut oknum pasti tidak jauh dari kata " Pejabat ". 

Kenapa sih kalau korupsi itu selalu identik dengan pejabat? padahal kan nggak gitu, korupsi enggak cuma dilakukan sama pejabat aja. 

Semua orang bisa melakukan korupsi, mulai dari rakyat biasa, pejabat, atau bahkan perusahaan swasta. Korupsi bisa terjadi di banyak sektor, baik di sektor pemerintahan, swasta, atau organisasi nirlaba. Di sektor pemerintahan, korupsi bisa berupa suap, pungutan liar, atau manipulasi anggaran. 

Sementara di sektor swasta, korupsi bisa terjadi kalo ada penyuapan untuk menang tender atau kontrak bisnis. Walaupun korupsi bisa dilakukan oleh siapa aja, tapi pejabat publik yang terlibat dalam korupsi biasanya lebih di sorot sama media karena posisi dan kekuasaan mereka yang lebih besar dalam mengambil keputusan dan menggunakan uang publik.

Jadi korupsi itu bukan hanya dilakukan oleh pejabat aja gaes, tapi orang biasa seperti kita juga bisa loh buat ngelakuin hal itu. Ya contohnya banyak lah, teman-teman juga udah pada tau kok... hehehe

Menurut sumber dari news.okezone.com dan manado.tribunnews.com bahwa laki-laki di Indonesia lebih banyak korupsinya dibandingkan dengan perempuan, waw amazing... 

Mengapa demikian?

Ini berkaitan dengan judul tulisan yaitu karena tekanan ekonomi dan tekanan sosial adalah salah satu faktor terjadinya korupsi.

Kenapa sih cuma karena tekanan ekonomi dan tekanan sosial, bisa menjadi salah satu faktor terjadinya korupsi? hmm, ini dia...

Pertama-tama kita harus tau dulu apa itu tekanan ekonomi,  tekanan ekonomi itu tuh kondisinya saat kita merasa tertekan atau terpaksa untuk ngelakuin sesuatu karena kebutuhan ekonomi kita ga kecukupan. 

Misalnya, kita kesulitan buat beli makanan, baju, atau tempat tinggal. Nah, ini bisa bikin kita jadi pengen cari uang dengan cara yang ga bener, seperti nyolong atau nipu. Tekanan ekonomi bisa muncul karena banyak faktor, misalnya susah cari kerja, naiknya harga-harga, atau punya hutang yang ga bisa dibayar.

Sedangkan tekanan sosial tuh kayak ketika kamu merasa harus melakukan sesuatu karena pengaruh dari orang-orang di sekitarmu atau karena kamu merasa harus memenuhi ekspektasi dari lingkunganmu. 

Contohnya, mungkin kamu merasa harus menikah karena teman-temanmu sudah menikah, atau merasa harus sukses dalam karir karena orang tuamu mengharapkannya, dan contoh satu lagi ketika kamu udah punya istri dan istri kamu menuntut ini dan itu segala macem sedangkan penghasilan kamu tidak sebesar tuntutan itu. Duhh pusing deh pokoknya, tekanan sosial bisa bikin kita merasa tertekan dan sulit mengambil keputusan yang sebenarnya kita mau.

Sekarang kita gabungin Tekanan Ekonomi dan Tekanan Sosial, ada dua hal dalam hidup yang bisa bikin kita merasa tertekan atau terpaksa. Tekanan ekonomi itu muncul ketika kita kesulitan banget memenuhi kebutuhan hidup, kayak makanan, pakaian, atau tempat tinggal. Sementara tekanan sosial itu muncul karena adanya tekanan dari keluarga, teman, atau masyarakat sekitar. 

Ini bisa membuat kita merasa perlu banget untuk mengikuti norma atau ekspektasi dari orang sekitar, bahkan kalau itu nggak sesuai dengan keinginan kita. Kedua tekanan ini bisa memicu kita buat nyari cara-cara yang nggak jujur atau nggak etis buat dapetin uang atau memenuhi kebutuhan hidup kita.

Jadi untuk menghindari cara-cara yang nggak jujur dan nggak etis dalam mendapatkan uang untuk memenuhi tekanan atau tuntutan ekonomi dan sosial yaitu:

Pesan Kepada Perempuan (Istri)

Sebagai perempuan apalagi jika sudah mempunyai suami, cobalah meminta kepada suami sewajarnya aja, nggak usah ngikutin ternd-trend yang ada di medsos. Misalnya tiap weekend minta jalan-jalan healing ke bali atau tiap weekend minta shoping ke Mall dan tiap hari makan nya minimal Ayam Geprek Sambal Matah. 

Kalo penghasilan suaminya lebih buat itu semua sih nggak masalah, tapi kalo penghasilan suaminya cuma 2 - 5 juta perbulan, waduh bisa pingsan itu suami, nggak di turutin nanti takut dibilang ga di nafkahin, di turutin tapi duit nggak cukup, haduhhh.. Ya jadi buat perempuan/istri cobalah sebelum minta sesuatu di pikir-pikir dulu, suaminya mampu apa nggak, sesuai sama penghasilannya nggak, kalo mampu dan sesuai sama penghasilannya gapapa tapi kalo nggak mampu dan gak sesuai dengan kemampuannya ya jangan atuh, kasihan sama suaminya. 

Mau nanti suaminya jadi koruptor atau nggak jadi banyak tagihan pinjol gara-gara saking cintanya sama istri, semua kemuan istri akan diturutin bagaimanapun caranya. Duh jangan yah!

Yuk, sebagai istri, kita dukung suami kita untuk penuhi tanggung jawabnya dan kasih yang terbaik buat keluarga tanpa harus ngelewatin integritas. Kita jangan nuntut yang kelewat batas, tapi dukung dan motivasi suami kita biar bisa sukses dengan cara yang jujur dan berkualitas. Dengan begitu, kita bantu suami kita hindarin godaan korupsi dan bangun keluarga yang makmur dan berbudi pekerti luhur.

Pesan Kepada Anak

Wahai anak yang berbakti kepada orang tua, termasuk berbakti kepada ayah. Cobalah kalo minta sesuatu yang masuk akal, kalo bapakmu gajinya sebulan 2 - 5 juta ya jangan minta N-Max hari itu juga harus dateng, kan masih ada motor Supra bapakmu, masih bagus lagi, masih bisa di pake buat jalan jauh. 

Sudah dikasih uang saku plus di sekolahin di tempat yang layak harusnya anak yang berbakti kepada orangtua itu bersyukur ya... kenapa demikian? karena kasihan ayahmu sudah bekerja keras banting tulang untuk memperjuangkan masa depanmu. 

Kalo ayahmu mampu menyanggupi permintaanmu.. ya monggo tidak apa-apa ga masalah, tapi kalo ayahmu tidak menyanggupinya.. ya jangan, emang nya mau nanti ayahmu dituduh membawa kabur uang perusahaan atau ayahmu terjerat hutang demi mewujudkan keinginan anak kesayangannya. Jangan begitu yah!

Hai nak, jangan terlalu banyak menuntut dari ayahmu ya. Itu bisa bikin dia stres dan berpotensi terjerumus ke dalam korupsi. Ingatlah bahwa keluarga adalah segalanya dan kita harus saling mendukung satu sama lain. Bantu ayahmu dengan caranya sendiri dan jangan beri terlalu banyak tekanan.

Pesan Kepada Orang Tua/Mertua

Wahai Kepada orang-orang tua di luar sana, kasihanilah anakmu, kalau bisa kurang-kurangin bergantung sama anak, apalagi anakmu sudah punya istri dan anak. Untuk menghidupi istri dan anaknya saja itu mungkin sudah berat. Anak yang biasa ngasih jatah ke orang tua setiap bulannya waktu sebelum menikah dan ketika sudah menikah mungkin jatahnya berkurang karena mungkin kebutuhan rumah tangganya banyak keperluan segala macam, jadi mohon dimaklumi saja kalau jatah kepada orang tua berkurang. Tapi kalau si anaknya sanggup ya nggak apa-apa, silakan-silakan saja. 

Pesan yang ingin saya sampaikan buat para orang tua dan mertua, yuk kita jangan nuntut yang berlebihan atau ngegas anak atau menantu kita, apalagi dalam masalah finansial. Nggak mau kan kepepet ekonominya terus milih jalan pintas kayak korupsi? Sebagai orang tua atau mertua yang bijak, kita mesti support dan kasih semangat yang sehat buat anak atau menantu, dan nggak maksa mereka buat ngejalanin ekspektasi atau norma sosial tertentu. Selain itu, menerapin nilai integritas, kejujuran, dan tanggung jawab juga bisa jadi jalan buat cegah korupsi. Ayo, kita jadi keluarga yang hebat dan nggak korupsi!

Terakhir... 

Pesan Kepada Laki-laki (Suami)

Sebagai laki-laki apalagi jika sudah menjadi kepala rumah tangga harus berani mengambil sikap tegas untuk berani menolak tuntutan dan tekanan tersebut apabila tuntutan itu nggak sesuai dengan kemampuan kita. Misalnya gaji kita tiap bulannya 2 - 5 juta, apabila ada permintaan segala macem yang melebihi gaji kita, kita wajib menolaknya dengan alasan demi kebaikan bersama agar kita tidak terjatuh dalam jurang kehancuran karena memaksakan sesuatu hal di luar batas kemampuan kita.

Bro, sebagai kepala rumah tangga atau ayah, cobalah untuk tidak menuruti tuntutan yang berlebihan dari istri, anak, orang tua, atau mertua. Memang sulit, tapi hal ini penting agar kita bisa terhindar dari godaan korupsi. Ingat, uang hanyalah salah satu aspek kebahagiaan, jangan sampai karena tuntutan kita malah menjadi jalan pintas untuk mencari uang secara tidak halal. Yuk, kita jadi contoh keluarga yang berintegritas dan bertanggung jawab!

Tekanan ekonomi dan tekanan sosial bisa bikin orang terjerumus ke korupsi, lantaran hal itu memaksa seseorang untuk cari cara instan dalam memperoleh uang atau memenuhi kebutuhan. Namun, ga semua orang yang alami tekanan ekonomi atau sosial bakal melanggar hukum, soalnya ada faktor lain yang mempengaruhi, seperti keimanan yang kuat, kesadaran hukum, integritas, dan pengawasan yang ketat.

Yo maaf ya kalo ada kesalahan di tulisan ini ya. Jadi ceritanya, kalo orang lagi susah ekonomi atau ngerasa tertekan sama lingkungan sekitar, bisa jadi dia bakal cari cara yang ngga bener-bener jujur buat dapetin duit atau penuhin kebutuhannya. Nah, salah satu contoh tindakan yang ngga bener itu bisa aja korupsi. Tapi tenang aja, ngga semua orang yang lagi susah ekonomi atau ngerasa tertekan bakal korupsi kok.

Terima kasih sudah membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun