Mohon tunggu...
Noeradji Prabowo
Noeradji Prabowo Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Noeradji Prabowo, nama yang penuh kebijaksanaan, Mantan konsultan senior yang penuh dengan keunggulan, Di PQM Consultants, ia memimpin jalan, Dalam pelatihan, bimbingan, siang dan malam. Sekarang bekerja lepas, perjalanannya luas, Dengan setiap proyek, tugas baru diberikan, Noeradji, dengan wawasan dan keanggunan, Cahaya penuntun di setiap tempat. Melalui strategi dan rencana yang begitu tajam, Di setiap bidang dan setiap adegan, Namanya bertahan, tanda yang begitu terang, Noeradji Prabowo, mercusuar cahaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan-6: Kepemimpinan yang Baik vs Buruk

17 Maret 2024   09:36 Diperbarui: 24 Maret 2024   11:41 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(dari makalah working paper 20-058 Harvard Business School: Engineering Serendipity: When Does Knowledge Sharing Lead to Knowledge Production? Contoh anekdotal ini menunjukkan bahwa pertemuan yang tidak disengaja dapat berperan dalam inovasi, mungkin sebagai hasil dari pemaparan individu terhadap sumber informasi asing yang dapat dikombinasikan dengan pengetahuan mereka sendiri dan mengarah pada penemuan baru. Namun, kemungkinan bahwa pertemuan yang tidak disengaja akan menghasilkan produksi pengetahuan yang sukses masih kurang dipahami karena prosesnya tidak pasti, rumit, dan relatif kurang dipelajari. Khususnya, meskipun suatu pertemuan pada akhirnya menghasilkan pengetahuan baru, proses ini mungkin terjadi secara perlahan dan baru muncul setelah beberapa tahun. Tingkat pengetahuan yang signifikan dalam organisasi bersifat diam-diam dan tidak mudah. Penciptaan pengetahuan melalui kolaborasi baru bisa memakan biaya yang besar, memerlukan upaya terkoordinasi, penyelarasan insentif, pembentukan kepercayaan, pembangkitan sinergi kreatif, dan kriteria yang "mencocokkan", seperti kepribadian dan kompatibilitas penjadwalan. Sekalipun transfer ilmu atau jika penciptaan berhasil, pengetahuan cenderung lambat menyebar melalui jaringan antarpribadi.)

Ini bisa juga dengan cara yang sederhana, yaitu memutar anggota tim melalui proyek yang berbeda, menyiapkan obrolan --ngopi-ngopi- antar karyawan, atau aplikasi zoom/gmeet dalam pengaturan virtual pasangkan anggota tim secara acak untuk mengejar ketinggalan dengan cepat. Ketika Anda mengizinkan --suatu hal yang bisa disebut suatu kebetulan saja-, Anda tidak hanya memupuk kreativitas; Anda sedang membangun budaya di mana keajaiban bisa terjadi.

  • Kuasai Seni 'Pelepasan Strategis':

Ini mungkin terdengar berlawanan dengan intuisi, tetapi terkadang hal terbaiknya adalah yang bisa dilakukan pemimpin adalah mundur. Tidak, ini bukan kelalaian; itu strategis pelepasan. Ada saatnya keterlibatan Anda bisa sebenarnya menghambat pertumbuhan tim Anda  atau membatasi kemampuan mereka dalam pemecahan masalah. Kenali momen-momen itu dan berikan kepada tim Anda ruang untuk mengambil kepemilikan. Ini tidak berarti Anda lolos atau jauh. Anda masih memantau kemajuan dan bersedia menerima panduan, namun Anda tidak mengatur setiap keputusan secara mikro. Anda akan terkejut --ibaratnya- bagaimana caranya sering kali solusi terbaik datang saat Anda tidak bisa bernapas ketika seseorang amat sangat dekat dengan Anda.

Formulir Rencana Tindakan Penerapan Tantangan-6

Tindaklanjut

Rencana Tindakan Penerapan

1

Kembangkan EQ ( Emotional Intelligence

  •    
  •   

2

Rekayasa Keberuntungan

  •    
  •   

3

Kuasai Seni 'Pelepasan Strategis"

  •    
  •   

 Referensi

  • Engineering Serendipity: When Does Knowledge Sharing Lead to Knowledge Production? -- working paper 20-058 -- Harvard Business School (https://s.id/1ZW3q )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun