Mohon tunggu...
Noeradji Prabowo
Noeradji Prabowo Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Konsultan manajemen dengan pengalaman membantu berbagai industri/jasa perusahaan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan-5: Merangkul Perbedaan untuk Kemajuan Budaya Kerja

10 Maret 2024   08:02 Diperbarui: 24 Maret 2024   11:43 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elevate Your Leadership: A 30-Day Challenge – Nina Da Cruz (https://bit.ly/3O3ssQx)

Semangat Pagi, salam sehat sekeluarga!

Bagaimana dengan Rencana Tindakan Penerapan Tantangan-4, minggu yang lalu? (https://www.kompasiana.com/noeradjiprabowo6384/65e3ab43147093026132e3b2/tantangan-4-strategi-mengubah-permainan-untuk-pemberdayaan-tempat-kerja)  

Tuliskan di catatan Rencana Tindakan Penerapan tsb

  • Hal-hal yang sudah Anda terapkan/jalankan
  • Hal-hal yang membutuhkan improvement

Tindaklanjut

Hal-hal yang sudah dijalankan

Hal-hal yang membutuhkan improvement

1

Tetapkan Sasaran Mikro untuk Dampak Makro

  •    
  •   

2

Terapkan Zona "Tanpa Negatif"

  •    
  •   

3

Jadilah Pengacara Anda Sendiri

  •    
  •   

Baiklah, kalau catatan sudah selesai Anda isi, maka kita akan lanjutkan tantangan-5 di minggu ini: Merangkul Perbedaan Untuk Kemajuan Budaya Kerja

Jangan lupa, untuk minggu ini Anda mengisi formulir Rencana Tindakan Penerapan tantangan-5.

 

  • Rahajeng Rahina Nyepi 2024, dumogi rahayu sareng sami.

  • Marhaban Ya Ramadhan! Semoga kita selalu mendapatkan rahmat dan berkah dari Allah SWT.

Salam Improvement!

=========================================================================================


“Kepemimpinan yang baik mengharuskan Anda dikelilingi orang-orang dengan beragam perspektif yang bisa tidak setuju dengan Anda tanpa takut akan pembalasan.”- Doris Kearns Goodwin


Dalam tim yang sangat kuat, perbedaan pendapat bukanlah kesalahan atau masalah; itu adalah saus rahasia yang membantu semua orang tumbuh dan berkembang ide-ide luar biasa. Seringkali, lingkungan kerja tradisional merayakan harmoni palsu, di mana konsensus lebih dihargai daripada konflik konstruktif. Pola pikir ini tidak hanya menghambat pertumbuhan tetapi juga menumbuhkan budaya kepuasan. Dalam situasi seperti itu, kita harus bertanya, apakah tim itu benar-benar ada bersatu atau sekadar menghindari ketidaknyamanan yang menghindari pertentangan? Bayangkan saja sebuah orkestra dimana setiap musisi berada memainkan nada yang sama; hasil akhirnya akan jauh dari harmonis, kurang kedalaman dan kompleksitas yang membuat musik menjadi musikal.

Keengganan untuk menerima perbedaan pendapat bermula dari anggapan yang salah bahwa keseragaman sama dengan kesatuan. Kenyataannya, ini menciptakan ruang gema yang menghambat kreativitas dan inovasi. Mengapa apakah kita takut akan ketegangan yang muncul karena sudut pandang yang berbeda? Mungkinkah apakah kita telah menggabungkan perdebatan yang saling menghormati dengan perpecahan? Ide-ide inovatif seringkali muncul dari tungku konstruktif konflik. Melalui wadah perspektif yang bervariasi dan sehat perdebatan bahwa konsep mentah disempurnakan menjadi solusi transformatif.

Jadi, seperti apa seharusnya lingkungan kerja yang ideal? Bayangkan sebuah meja di mana setiap orang mempunyai tempat duduk dan setiap suara dihargai. Di meja ini, perbedaan pendapat tidak hanya ditoleransi; mereka didorong. Itulah peran pemimpin di sini bukanlah menjadi yang bersuara paling lantang, melainkan yang paling penuh perhatian. Ini tentang menumbuhkan budaya yang dirasakan anggota tim diberdayakan untuk mengungkapkan pikiran mereka tanpa takut diejek atau pembalasan. Lingkungan terbuka ini adalah tempat berkembangnya kreativitas, mengarah pada pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang lebih baik.

(ingat dalam diri setiap orang terdapat enam topi pemikiran -six thinking hat-, tugas pemimpinlah untuk menyelaraskannya)

Namun menciptakan budaya seperti itu tidak terjadi dalam semalam. Ini dimulai dengan kepemimpinan yang terbuka untuk menguji diri sendiri dan bersedia menantang status quo. Apakah Anda, sebagai seorang pemimpin, memberi contoh dengan mencari keluar beragam pendapat? Apakah Anda menciptakan ruang aman di mana anggota tim dapat berbicara secara terbuka? Jika belum, maka inilah saatnya untuk menjadi katalis bagi pergeseran budaya ini. Terserah Anda untuk mengatur nadanya, untuk menunjukkannya bahwa tidak setuju bukanlah hal yang wajar—itu memang sudah diduga.

Hai, kekuatan alam yang luar biasa! Dengarkan, karena ini memang benar penting: perselisihan bukanlah musuh Anda; itu sekutu Anda dalam perjalanan menuju kebesaran. Anda tahu, ketika Anda berada di ruangan di mana semua orang setuju bersama Anda, Anda tidak berada di ruangan yang sedang berkembang—Anda berada dalam zona nyaman. Dan jujur saja, tidak ada terobosan baru yang pernah terjadi di zona nyaman. Jika Anda memimpin sebuah tim atau bagian dari sebuah tim, jadilah pengubah permainan yang mengundang perspektif berbeda ke meja. Memahami ini—setiap kali seseorang menantang ide Anda, mereka menawarkan Anda tiket untuk menjelajahi sudut pandang baru, menggali lebih dalam, dan menghasilkan sesuatu yang lebih menakjubkan.

Jadi tunggu apa lagi? Robek buku pedoman lama yang berbunyi keseragaman sama dengan kesatuan. Tidak! Persatuan muncul dari merangkul masing-masing sudut pandang unik orang lain dan menuntaskan sesuatu luar biasa dari bentuk perdebatan yang saling menghormati. Jadilah pemimpin seperti, tipe anggota tim, tipe manusia yang tidak hanya mentoleransi perbedaan tetapi merayakannya. Jangan puas jalan yang aman; merintis jalan setapak yang mencakup liku-liku pendapat yang beragam. Karena di ujung jalan yang berkelok-kelok itu sobat, di sinilah inovasi dan keajaiban nyata terjadi. Apakah Anda siap untuk mengambil perjalanan itu? Ayo jalankan!

Tiga Pertanyaan untuk Direnungkan

1. Apakah Anda mendorong beragam pendapat atau mengelilingi diri Anda dengan mengandalkan gema?

Berinteraksi dengan beragam pendapat adalah inti dari inovasi. Sebagai pemimpin atau anggota tim, penting untuk mengelilingi diri dengan segudang perspektif. Mulailah dengan secara aktif mencari umpan balik dari mereka yang mungkin melihat sesuatu secara berbeda. Ini bisa dilakukan dengan memulai sesi brainstorming, mengadakan check-in tim secara teratur, atau bahkan melakukan survei anonim. Ingat, ketika semua orang berpikir sama saja, ada batasan seberapa banyak kamu bisa berkembang. Bersedia melangkah keluar dari zona nyaman Anda dan belajar dari beragam hal pengalaman dan wawasan yang dibawa tim Anda.

2. Ketika dihadapkan pada pandangan yang berbeda, apakah Anda bersikap defensif atau benar-benar mendengarkan?

Mendengarkan secara aktif adalah keterampilan yang membutuhkan latihan. Ketika seseorang menawarkan sudut pandang yang kontras dengan sudut pandang Anda, alih-alih melompat untuk membela diri pendirian Anda, luangkan waktu sejenak untuk benar-benar memahami pendirian mereka perspektif. Dengan melakukan itu, Anda tidak hanya memvalidasi masukan mereka tetapi juga memvalidasi masukan mereka mendapatkan wawasan yang dapat meningkatkan pemahaman Anda sendiri. Ingat, setiap kali Anda memilih untuk benar-benar mendengarkan, Anda membuka diri pintu menuju kolaborasi dan inovasi yang lebih besar. Untuk mengembangkan keterampilan ini, berlatih memparafrasekan apa yang dikatakan orang lain sebelumnya merespons, dan selalu melakukan pendekatan terhadap percakapan dengan pola pikir rasa ingin tahu, bukan konfrontasi.

3. Sudahkah Anda menciptakan ruang aman untuk diskusi terbuka di tim Anda?

Menciptakan lingkungan yang aman secara psikologis sangat penting untuk pembinaan komunikasi terbuka dan inovasi. Jika anggota tim takut akan serangan balasan atau penilaian, mereka akan menahan ide-ide yang berpotensi transformatif. Sebagai seorang pemimpin, Anda mempunyai kekuatan untuk mengatur suasana. Mulailah dengan memberi semangat dialog terbuka, mengakui kontribusi, dan menangani konflik secara konstruktif. Yang terpenting, ketika kesalahan terjadi, perlakukan hal-hal tersebut sebagai kesempatan belajar, bukan sebagai kesempatan untuk belajar menyalahkan. Tujuannya bukan untuk menghindari kesalahan tetapi untuk tumbuh dari kesalahan tersebut. Rayakan suara-suara berani yang menyuarakan dan membuka jalan bagi budaya di mana setiap ide, betapapun tidak konvensionalnya, tetap ada disambut dan dihargai.

Tindaklanjut

1. Menerapkan Protokol "Devil's Advocate".

(di buku 6 Thinking Hats – Edward D Bono, Devil advocate adalah -diibaratkan- orang yang memakai topi hitam –lihat gambar di bawah-; tidak ada yang salah dengan topi hitam, topi ini diperlukan untuk mempertanyakan apa saja yang di usulkan)

Six Thinking Hats – Edward De Bono (https://s.id/1ZVQu) 
Six Thinking Hats – Edward De Bono (https://s.id/1ZVQu) 
Dalam rapat atau sesi curah pendapat, tunjuklah "Devils Advokat" yang berperan untuk menantang ide dan menyajikan argumen tandingan. Ini memiliki banyak tujuan. Pertama, itu melembagakan gagasan bahwa perbedaan pendapat tidak hanya diterima tetapi juga diterima mengharapkan. Kedua, hal ini membantu mendepersonalisasikan perbedaan pendapat, mengurangi kemungkinan konflik menjadi bermuatan emosional. Kuncinya di sini adalah merotasi peran ini di antara anggota tim agar setiap orang merasa nyaman dengan memberi dan menerima kritik yang membangun. Seiring waktu, praktik ini dapat membantu menormalkan kembali perbedaan pendapat dan mendorong dialog yang lebih terbuka.
  • 2.   Buat Bank Umpan Balik

Terkadang, orang merasa tidak nyaman menyuarakan ketidaksetujuan mereka atau ide-ide alternatif di lingkungan publik, terutama jika budayanya belum melakukannya belum sepenuhnya menerima hal ini. Siapkan "Umpan Balik" digital anonym Bank" di mana anggota tim dapat menyimpan pemikiran, pertanyaan, atau argumen tandingan. Tinjau kiriman ini secara berkala dalam tim pertemuan, memberikan penghargaan pada kualitas idenya, bukan kualitasnya peringkat individu yang mengirimkannya. Praktek ini berfungsi untuk mendemokratisasi umpan balik dan dapat menggali wawasan berharga yang mungkin bisa bermanfaat jika tidak, mereka tetap terkubur.

  • 3.   Atur Sesi Debat Terstruktur

Selain pertemuan reguler yaitu bulanan ataupun triwulan, adakan pertemuan yang bertujuan untuk debat terstruktur. Dalam sesi ini, tim bisa mendalaminya menjadi masalah yang lebih kompleks yang memerlukan pemeriksaan menyeluruh. Dorong anggota tim untuk bersiap, setelah melakukan penelitian kedua sisi argumen. Strukturnya bisa berkisar dari formal debat ke diskusi meja bundar yang lebih santai, namun tujuannya tetap sama: menguji ide dan asumsi secara ketat. Sesi sesi dapat sangat berharga dalam menumbuhkan budaya yang tidak hanya menoleransi tetapi tumbuh subur pada opini yang beragam.

(Sesi debat ini bisa mempraktekkan apa yang ditulis Edward D Bono di bukunya 6 Thinking Hat, dimana setiap orang mempunyai 6 macam warna topi, agar perdebatannya terstruktur, maka sebaiknya di setiap tahapan –sesuai apa yang sedang dibahas-; dianjurkan setiap orang memakai topi yang sama warnanya, lihat gambar di bawah)


 Six Thinking Hats – Edward De Bono (Amazon) 
 Six Thinking Hats – Edward De Bono (Amazon) 
 Six Thinking Hats – Edward De Bono (Amazon) 
 Six Thinking Hats – Edward De Bono (Amazon) 

Formulir Rencana Tindakan Penerapan Tantangan-5

Tindaklanjut

Rencana Tindakan Penerapan

1

Menerapkan Protokol "Devil's Advocate"

  •    
  •   

2

Buat Bank Umpan Balik

  •    
  •   

3

Atur Sesi Debat Terstruktur

  •    
  •   

Referensi

Catatan

  • Six Thinking Hat adalah teknik berpikir kreatif yang dikembangkan oleh Edward de Bono. Hal ini dirancang untuk membantu individu dan kelompok berpikir lebih efektif dengan mempertimbangkan perspektif yang berbeda. Setiap "topi" mewakili cara berpikir yang berbeda, dan peserta secara metaforis dapat memakai topi ini untuk fokus pada aspek tertentu dari suatu masalah atau keputusan. 
  • Rincian ke-enam topi bisa dilihat gambar di atas
  • Saat menggunakan topi, masing-masing individu atau kelompok secara sistematis mengeksplorasi setiap perspektif untuk memastikan pemeriksaan situasi yang komprehensif dan seimbang. Ini adalah alat serbaguna yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti sesi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan berpikir kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun