Memohon kepada anak dapat menyebabkan orangtua menjadi lebih dekat kepada anak setelah argumentasi yang Panjang, atau justru malah akan menjauhkan orangtua kepada anak.
Contoh: "Nak, Kamu harus tetap di tempat tidurmu. Tolong, jangan keluar! Bisakah kamu melakukannya untuk ibu? Tolonglah?".
Kita sebagai orangtua bisa saja tidak memahami mengapa anak-anak melakukan sesuatu yang mereka inginkan sehingga orangtua perlu memohon mereka untuk menghentikannya. So, pertimbangkanlah.
4. Hindari: Ancaman kosong
Terkadang orangtua lepas kontrol ketika emosi sedang memuncak, bahkan hingga mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak pantas pada anak. Akibatnya kalimat yang dikeluarkan itu merupakan ucapan yang kasar dan bahkan bernada ancaman.
Contoh: "Jika kamu tidak mematikannya sekarang, maka kamu tidak boleh menonton TV selama seminggu".
Padahal jika ayah-bunda telah mengucapkan kalimat tersebut, anak kadang ingin melihat pembuktian dari ancaman yang telah disampaikannya, apakah akan terjadi atau tidak.
Bagaimana jika ternyata anak lebih memilih ancaman yang telah dilontarkan kepadanya? Padahal, sadarkah kita sebagai orangtua bahwa kata-kata yang kita ucapkan bisa saja membuat mereka tidak menghormati orangtuanya, memberikan perasaan terluka, bahkan selalu teringat hingga mereka menjadi dewasa. Karenanya jika ayah-bunda bermaksud bersikap keras kepada anak, ada baiknya untuk senantiasa menjaga dan mengendalikan lisan kita.
5. Hindar: Serangan pribadi
Problem besar yang dihadapi oleh banyak orangtua pada masa kini adalah sikap ketergesa-gesaan. Akibat banyaknya terlibat urusan, apalagi teknologi yang semakin berkembangan pesat, banyak orangtua yang hanya ingin cepat melihat hasil, tanpa mau bersabar dan telaten saat menjalani proses itu semua.
Contoh : "Kamu menjadi anak nakal sekarang. Berhentilah bertingkah seperti itu dan pergilah ke tempat tidur".