Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengadopsi Konsep "Eat That Frog" agar Anak Lebih Disiplin di Usia Dini

16 April 2024   22:21 Diperbarui: 17 April 2024   07:03 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak ratusan konsep dan metode bagaimana mengajarkan anak untuk lebih bisa mengembangkan ketrampilan manajemen waktu dan meningkatkan kemampuan belajar dengan lebih efektif.

Salah satunya adalah dengan mengadopsi konsep-konsep yang ada pada konsep "Eat that Frog". Jika diterjemahkan "Eat that frog" artinya makan kodok. 

Namun ternyata ini bukan tentang makan kodok sesuai terjemahan bebasnya.

Teknik 'Eat that frog' merupakan sebuah metode produktivitas yang berfokus dalam penyelesaian pekerjaan tersulit terlebih dahulu di setiap pagi atau lebih awal.

Dalam konsep 'Eat that frog' memuat sebuah metode manajemen waktu yang bisa membuat belajar jadi lebih efektif dan penting yang bisa diajarkan kepada anak-anak.

Sebenarnya 'Eat that frog' adalah merupakan sebuah judul karya dari Brian Tracy yang diterbitkan pada tahun 2001. 'Eat that frog' merupakan simbol untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit atau kurang menyenangkan sebelum melakukan hal-hal lain. 

Konsep 'Eat that frog' berasal dari kutipan yang ditulis oleh Mark Twain yang isinya mengatakan "Eat a live frog first thing in the morning and nothing worse will happen to you the rest of the day".

Artinya pada konteks ini bahwa "makan katak" merupakan simbol untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit atau kurang menyenangkan sebelum melakukan hal-hal lain.

Konsep ini menurut Brian Tracy, digunakan untuk memberikan panduan tentang manajemen waktu dan produktivitas. Ide utamanya adalah bahwa jika anak-anak mampu menyelesaikan tugas yang sulit atau tidak menyenangkan pertama kali di pagi hari, maka sisa hari akan terasa lebih mudah dan lebih produktif karena sudah melewati hal yang sulit sebelumnya.

Konsep "Eat that Frog" memberikan tips dan strategis praktis untuk mengelola waktu, menetapkan prioritas, dan meningkatkan efektivitas pribadi. Konsep ini menurut saya pribadi sangat menarik. 

Bukan hanya dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks Pendidikan dan pembelajaran, namun juga dapat diterapkan untuk semua segmen usia.

Apalagi jika diperkenalkan dan diterapkan pada anak- anak usia dini sebagai pembiasaan mereka dalam mengatur waktu dan memilih skala prioritas bagi dirinya.

MANFAAT METODE "EAT THAT FROG"

Konsep atau Metode "Eat that Frog" memiliki banyak manfaat yang bisa didapatkan. Karena bersifat general dan praktis. Konsep "Eat that Frog" juga bisa digunakan untuk berbagai pembelajaran juga seperti matematika, Bahasa inggris dan yang lainnya. Diantara manfaatnya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan focus dan kreativitas.

Ketika anak-anak berfokus pada tugas-tugas yang sulit terlebih dahulu, maka mereka akan lebih produktif terhadap tugas-tugas yang lebih ringan. Karena telah melewati tugas yang sulit, tugas yang lebih ringan akan terasa lebih mudah dilakukan.

2. Membangun kemandirian

Dengan konsep "Eat that Frog", anak akan belajar bagaimana mengelola waktu dan tanggung jawabnya sendiri. Keterampilan mengelola waktu dan tanggung jawab sangat penting. Kelak pembiasaan ini akan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari di masa depan.

3. Mengatasi rasa malas dan kecenderungan menunda pekerjaan

Dengan menyelesaikan pekerjaan yang dianggap sulit terlebih dahulu, maka ini akan membebaskannya dari perasaan tertekan oleh pekerjaan yang menumpuk. Sehingga efektivitas waktu bisa tercapai.

4. Membantu perencanaan kerja.

Dengan konsep "Eat that Frog", maka anak-anak akan belajar bagaimana mengenali skala prioritas yang harus dilakukannya dengan membuat jadwal yang sesuai.

Lalu bagaimana cara memulai dan menerapkan metode "Eat that Frog" kepada anak-anak agar mereka dapat bersikap kreatif dan memahami tugas dan tanggung jawabnya?

Memang hal ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan bersifat mendidik serta kreatif. Berikut adalah Langkah-langkah dalam mengenalkan kepada anak-anak bagaimana mereka dapat mahir dalam mengatur tugas dan tanggung jawabnya.

1. Menentukan "Frog" sendiri.

Langkah ini berkaitan dengan prioritas yang dibuat sekaligus konsistensi dari prioritas tersebut. Pertama-tama ajarkan anak-anak tentang arti menetapkan prioritas. 

"Eat that Frog" mengajarkan kita untuk memulai hari dengan menyelesaikan tugas yang paling penting terlebih dahulu. Ajarkan mereka membuat daftar kegiatan dan belajar. 

Lalu perhatikan mana yang harus diselesaikan hari ini, besok, atau minggu ini. Dengan membuat rencana, anak-anak akan lebih mudah mengatur waktu dan tahu prioritas apa yang perlu dihadapi terlebih dahulu. Mintalah mereka untuk berfokus pada apa yang paling penting atau yang paling sulit. Hal ini bertujuan agar anak-anak belajar lebih terorganisir.

2. Memilih suatu kegiatan yang dikerjakan dalam waktu 1 sampai 4 jam

Tugas yang jelas dan realistis membuat anak-anak lebih mudah untuk memulai dan tidak menunda-nunda. Selain itu, dengan menyelesaikan pekerjaan tersebut secara lebih cepat maka akan membuat anak-anak merasa memiliki banyak waktu untuk mengerjakan kegiatan lainnya.

3. Membaginya menjadi pekerjaan kecil jika memungkinkan

Jika kegiatan utama tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama, maka anak-anak dapat membaginya menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Istilahnya mencicil pekerjaan.

Misalnya anak-anak dapat melakukan kegiatan hafalan hadist atau surat-surat pendek menjadi beberapa bagian untuk kemudian digabungkan menjadi hafalan yang utuh.

4. Mempersiapkan "Frog" di malam sebelumnya.

Salah satu cara terbaik dalam mempersiapkan hari esok adalah menentukan apa saja yang akan dilakukan pada keesokan hari. Dengan begitu, anak-anak akan lebih siap dan tidak tergesa-gesa.

Seringkali juga, anak-anak lebih efektif untuk belajar diwaktu-waktu tertentu. Diskusikan dengan mereka tentang waktu belajar yang tepat. Bagi Sebagian anak-anak yang terbiasa bangun lebih awal di pagi hari, mereka lebih baik belajar dipagi hari atau setelah sarapan pagi misalnya. Dengan menemukan waktu yang tepat, maka mereka bisa belajar dengan lebih efisien.

5. Beristiharat yang cukup

Ajarkanlah pada anak-anak untuk segera beristirahat setelah menyelesaikan tugas-tugas yang dianggap cukup berat. Belajar terus menerus tanpa istirahat hanya akan membuat anak-anak jadi cepat lelah dan kehilangan focus of attention. Dengan beristirahat yang cukup tentu ini akan membantu mereka menyegarkan Kembali pikiran dan semangat belajarnya.

6. Memberikan reward dan support

Ajarkan anak-anak untuk menghargai diri mereka sendiri. Memberi anak-anak hadiah kecil setelah berhasil menyelesaikan suatu tugas juga akan membantu mereka dalam meningkatkan motivasi dan membuat proses belajar jadi lebih menyenangkan.

Jika tidak bisa memberi hadiah kecil, memberikan pujian Ketika anak -- anak berhasil menyelesaikan tugas sulitnya juga sangat penting. Kata-kata yang positif dan pujian dari orang tua bisa membuat anak-anak lebih termotivasi untuk terus bersemangat dalam belajar.

Dengan mengajarkan anak-anak sejak dini konsep "Eat that Frog", akan membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan meningkatkan kemampuan belajar dengan lebih efektif. 

Yuk para guru dan orang tua, mari mencoba untuk menerapkan konsep "Eat that Frog" dan lihat bagaimana anak-anak bisa mengatasi kendala dan kesulitan mereka sendiri dengan lebih percaya diri.

Namun sebelumnya, apakah ayah-bunda dan guru sudah menerapkan konsep "Eat that Frog" untuk diri sendiri? Share your experience and comments ya. Happy sharing. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun