Anak yang bersikap sok kuasa, bisa jadi juga karena ia sedang trial and error. Sedang coba-coba bagaimana rasanya jika menjadi top center.
7. Mereka mungkin mengekspresikan emosi kemarahan atau kesedihan melalui kata-kata ini
Mengatakan kepada seseorang, "Kamu tidak boleh datang ke pesta ulang tahunku" atau "Kamu tidak boleh bermain denganku". Semua kalimat dan kata-kata ini adalah  sumber kendali /perlindungan utama terhadap diri mereka sendiri dan/atau orang lain.
Sebagai orangtua maupun guru, kita tidak boleh menyepelekan dan mengabaikan gejala yang muncul tersebut. Karena penanganan sedari dini tentu bisa mengurangi dan mengubah anak menjadi pribadi yang lebih baik. Bagaimana cara mendukung anak-anak pada saat-saat seperti ini?
Berikut adalah beberapa tips yang mungkin bisa ayah bunda dan guru bantu kenali pada anak yang bersikap sok kuasa dan menerapkannya.
1. Akui emosi mereka "Kamu marah!"
Jika mendapati anak benar-benar terlihat sedang bersikpa sok kuasa, bantu mereka untuk menemu kenali sendiri sikapnya. Dengan begitu anak akan memahami bahwa dia sedang memainkan peran emosinya dan menemu kenali bahwa ia sedang marah.
Jangan ragu untuk menegur anak jika ia terlihat sombong, kasar dan dominan. Namun tetap menggunakan kalimat yang lembut dan baik. Ajarkan anak cara berbicara dan menegur yang baik, sebab anak adalah peniru yang ulung.
2. Dengarkan informasi dari semua anak!
Jika anak ditinggalkan oleh teman-temannya, jangan terlalu bersimpati. Sebaliknya cobalah untuk membantunya mengatasi kelakuan mereka. Dengarkan juga dari anak-anak lainnya untuk memberikan pandangan yang lebih jelas atas apa yang terjadi sebelum mengambil Keputusan. Ayah-bunda dan guru bisa mengawasi kegiatan sosial anak dengan bergabung Bersama teman-temannya atau orangtua lainnya.