Karena terbiasa mendapatkan otoritas penuh dan perhatian yang besar dari orangtua dan lingkungannya, seorang anak juga bisa bersikap sok kuasa. Kebiasaan ini berujung dengan sikap susah menerima posisi tawar dan kurang bisa berempati kepada orang lain. Karena ia selalu menjadi center atau pusat perhatian dari lingkungannya.
3. Mereka mungkin merasa tidak berdaya
Karena suatu sebab lainnya, orangtua ataupun lingkungan yang selalu mengiyakan semua keinginan anak juga bisa menjadi penyebab anak bersikap sok kuasa. Anak sangat pintar mengadopsi kebiasaan buruk di lingkungan sekitarnya.
Pemberian tanggung jawab penuh dan besar pada anak lainnya bisa diadopsi sebagai aturan main terhadap teman dan saudaranya. Sehingga ia menganggap bahwa dirinya istimewa.
4. Sehari-hari mereka mungkin terlalu diatur
Pola asuh yang salah serta pengaruh lingkungan memang memberikan dampak yang besar bagi tumbuh kembang anak-anak kita. Anak yang selalu diatur oleh kedua orangtuanya baik ayah maupun ibu, bisa jadi menjadi penyebab anak yang sok kuasa.
Sosok orangtua yang perfeksionis biasanya menetapkan standar tertentu yang harus dicapai oleh anaknya. Selalu mengharuskan nilai yang bagus, mahir olahraga tertentu atau mengikuti kursus Bahasa asing agar bisa diakui di Masyarakat dan sebagainya. Anak yang terlalu dituntut berprestasi dan menjadi idola sejak kecil, makai a akan merasa lebih bisa dari teman-teman sebayanya.
Jika dibiarkan, ia akan tumbuh menajdi superior. Merasa lebih dari yang lainnya dan bisa mengatur yang lainnya sesuai keinginannya. Â
5. Mereka mungkin merasa di luar kendali
Ketika seorang anak sudah terbiasa bersikap sok kuasa tanpa diperingatkan oleh orangtuanya, bisa jadi ia semakin merasa di luar kendali. Semakin menjadi-jadi sikap sok kuasanya karena sudah terlalu lama dibiarkan.
6. Mereka mencobanya untuk mengetahui bagaimana rasanya.