Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menghadapi Anak yang Sok Kuasa

20 Maret 2024   06:08 Diperbarui: 20 Maret 2024   14:05 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Shutterstock via KOMPAS.com)

Karena terbiasa mendapatkan otoritas penuh dan perhatian yang besar dari orangtua dan lingkungannya, seorang anak juga bisa bersikap sok kuasa. Kebiasaan ini berujung dengan sikap susah menerima posisi tawar dan kurang bisa berempati kepada orang lain. Karena ia selalu menjadi center atau pusat perhatian dari lingkungannya.

3. Mereka mungkin merasa tidak berdaya

Karena suatu sebab lainnya, orangtua ataupun lingkungan yang selalu mengiyakan semua keinginan anak juga bisa menjadi penyebab anak bersikap sok kuasa. Anak sangat pintar mengadopsi kebiasaan buruk di lingkungan sekitarnya.

Pemberian tanggung jawab penuh dan besar pada anak lainnya bisa diadopsi sebagai aturan main terhadap teman dan saudaranya. Sehingga ia menganggap bahwa dirinya istimewa.

4. Sehari-hari mereka mungkin terlalu diatur

Pola asuh yang salah serta pengaruh lingkungan memang memberikan dampak yang besar bagi tumbuh kembang anak-anak kita. Anak yang selalu diatur oleh kedua orangtuanya baik ayah maupun ibu, bisa jadi menjadi penyebab anak yang sok kuasa.

Sosok orangtua yang perfeksionis biasanya menetapkan standar tertentu yang harus dicapai oleh anaknya. Selalu mengharuskan nilai yang bagus, mahir olahraga tertentu atau mengikuti kursus Bahasa asing agar bisa diakui di Masyarakat dan sebagainya. Anak yang terlalu dituntut berprestasi dan menjadi idola sejak kecil, makai a akan merasa lebih bisa dari teman-teman sebayanya.

Jika dibiarkan, ia akan tumbuh menajdi superior. Merasa lebih dari yang lainnya dan bisa mengatur yang lainnya sesuai keinginannya.  

5. Mereka mungkin merasa di luar kendali

Ketika seorang anak sudah terbiasa bersikap sok kuasa tanpa diperingatkan oleh orangtuanya, bisa jadi ia semakin merasa di luar kendali. Semakin menjadi-jadi sikap sok kuasanya karena sudah terlalu lama dibiarkan.

6. Mereka mencobanya untuk mengetahui bagaimana rasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun