Menerapkan kemandirian dan kedisiplinan pada anak tidak semudah membayangkannya. Berwacana akan melakukan pola A, B, C sampai Z, pada kenyataannya meminta anak-anak untuk melakukan yang kita inginkan untuk mendidik kemandirian dan kedisiplinannya ternyata sering kali jauh dari harapan.
Alih-alih melihat ananda dapat dengan tekun melakukan sesuatu yang diinginkan, malah kita harus bertarung sekuat tenaga untuk mewujudkannya.
Semakin bertambah usia ananda, tantangan yang paling berat sebagai orang tua adalah menerapkan cara mendisiplinkan kesehariannya agar ia mampu untuk belajar mengatur diri, waktu dan sikapnya.
Namun ini adalah pertarungan yang harus dikuasai dan ditaklukkan oleh orang tua. Â Kemampuan disiplin diri ini perlu dilatih sejak dini agar segala sesuatu dapat berjalan dengan baik. Karena anak adalah seorang peniru yang ulung. Sebagai orang tua, maka jadilah role model utama bagi ananda. Caranya adalah dengan melakukan berbagai rutinitas harian yang positif secara konsisten di hadapan ananda.
Nah, pertarungan apa saja yang dapat kita berikan kepada anak agar dapat memberi bekal kedisiplinan kepada anak dan membantu mereka mempersiapkan diri menjadi anak yang mandiri? Tentu ayah-bunda menginginkan ananda dapat tumbuh menjadi anak yang baik dengan karakter yang positif bukan?
Karakter dan sifat positif dapat dibentuk dengan mengajarkan kebiasaan baik pada anak sejak dini. Kebiasaan yang dicontohkan secara berulang-ulang akan terus terbawa hingga dewasa nanti.
Berikut adalah pertarungan pembiasaan baik pada ananda yang harus dibekali sejak dini.
1. Pertarungan membaca
Ajaklah ananda untuk membaca sejak dini. Membaca berkaitan dengan segala hal, mulai dari perkembangan kognitif hingga kemampuan untuk fokus. Ajak ananda membaca agar ia mengerti mengapa membaca itu lebih seru dari sekedar menonton video dari tablet. Ajak ananda memahami bahwa membaca buku memiliki sisi yang menyenangkan dan menakjubkan.
Namun jika ayah atau bunda hanya memberikan perintah untuk membaca tanpa pernah melakukan hal yang serupa dalam kehidupan sehari-hari, ananda tidak akan mengerti mengapa ia harus membaca buku.