Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menggilas Rasa Bersalah dan Malu yang Dialami Anak, Caranya?

17 Oktober 2023   10:12 Diperbarui: 17 Oktober 2023   12:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi Noenky Pribadi

LANGKAH KEDUA: MENGENALI SUMBER MASALAHNYA DAN MENERIMANYA

Mintalah ananda untuk meremas kertas tersebut. Lalu katakan, "Pikirkan betapa frustrasinya ananda terakhir kali melakukan kesalahan. Sekarang, pindahkan dan hancurkan kertas ini!".

Sampaikan kepada ananda bahwa permintaan maaf yang tulus setelah melakukan kesalahan dapat membantu untuk mulai memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. 

Dengan meminta maaf, ananda akan bisa menyampaikan penyesalan kepada orang yang disakiti dan sekaligus memberitahu mereka bagaimana menghindari kesalahan yang di masa depan.

LANGKAH 3: MENGAMBIL PELAJARAN DARI KESALAHAN

Ratakan kertasnya dan tanyakan apa yang mereka lihat. "Apa yang kamu lihat di kertas ini sekarang? Apa perbedaannya dengan cara kerja 'otakmu'?" Ananda mungkin akan merasa bingung dan mungkin berkata: "Semuanya kacau, semuanya hancur, semuanya kusut."

Sampaikan kepada ananda bahwa memang tidak semua hal bisa kita perbaiki dengan mudah. Sebuah kertas yang rapi tidak akan pernah menjadi rapi kembali setelah diremas. Namun kertas yang sudah tidak rapi akan tetap menjadi kusut dan tidak bisa diperbaiki kembali. 

Yang harus kita lakukan adalah menerima apa yang telah terjadi. Melihat ke belakang dan terus menerus merasa bersalah tidak akan memperbaiki apa yang telah terjadi. Jadi kita harus bisa menerimanya.

LANGKAH 4: BERDISKUSI TENTANG PERMASALAHANNYA

Jelaskan bahwa kertas yang tadi diremas ibaratnya adalah (otak) yang telah menumbuhkan koneksi baru! Berhentilah untuk berpura-pura. Karena itu adalah hal terbaik dalam menghilangkan rasa bersalah dan terpuruk atas apa yang telah dilakukan. 

Katakan, "Garis-garis baru ini mewakili koneksi baru yang tumbuh di otak kita ketika kita melakukan kesalahan. Kesalahan adalah cara manusia untuk BELAJAR!". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun