Ayah-bunda suka pusing lihat ananda di rumah suka ribut dan berkelahi? Ada-ada saja yang biasanya menjadi sumber pertengkaran di rumah.Â
Jika ayah-bunda memiliki anak lebih dari dua atau tiga kadang biasanya mereka sering bertengkar untuk alasan-alasan yang beragam mulai dari yang sepele hingga yang bikin pusing untuk menengahinya ya.Â
Bahkan dulu ketika penulis masih kecil, meski hanya dua bersaudara perempuan semua tapi kami sering bertengkar dan juga saling bersaing untuk memiliki sesuatu yang menjadikan ketertarikan diantara kami, entah itu mainan, koleksi buku maupun permainan menarik sampai pelajaran sekolah.
Dahulu untuk mengurangi kecemburuan dan rasa iri diantara kami, biasanya ibunda akan selalu membeli dua barang yang sama sehingga kami tidak akan saling berebut.Â
Untuk benda-benda yang murah dan terjangkau harganya mungkin ini akan menjadi solusi. Namun ketika benda/barang yang harus dibeli hargaya mahal dan tidak terjangkau ini akan jadi masalah.Â
Membeli sepeda misalnya, terpaksa kami harus berbagi untuk menggunakannya saat bermain. Namun ini akan jadi masalah saat kami berdua sama-sama menginginkannya untuk menggunakannya di waktu yang sama. Dan akhirnya muncullah pertengkaran-pertengkaran kecil yang jika tidak ditengahi maka akan jadi masalah kedepannya.
Nah berikut adalah beberapa tips untuk ayah-bunda dalam mengasuh ananda di rumah bagaimana mengatasi konflik diantara ananda.
1. Lihat Peluang
Perseteruan diantara ananda kadang tidak mengenal waktu. Terjadi persinggungan diantara mereka bisa setiap hari bahkan setiap detik.Â
Bagi ayah-bunda ketika menghadapi ini meski bagaimanapun harus dapat melihat peluang yang terjadi untuk membangun karakter mereka dengan memberikan solusi terbaik dan tidak membiarkan ini terjadi menjadi berlarut-larut.Â
Ketahuilah bahwa anak-anak membutuhkan bantuan untuk mengomunikasikan apa yang mereka butuhkan dan bagaimana perasaan mereka dengan cara yang sehat. Sehingga mereka tidak terbiasa memelihara dendam diantara mereka karena pastinya akan berdampak dikemudian hari saat mereka dewasa.
2. Berikan Contoh
Selalu ciptakanlah suasana dan harmoni rumah yang lebih menenangkan untuk ananda di rumah. Menggunakan bahasa yang baik dan gesture yang bisa dipahami dengan baik akan memberikan contoh kepada ananda bagaimana bersikap terbaik baik itu dirumah maupun di luar rumah.Â
Anak-anak melakukan apa yang mereka amati. Jika mereka melihat orangtuanya saling membentak atau saling membentak, menyalahkan, mempermalukan, mencaci maki, dll, maka kemungkinan besar mereka akan melakukan hal yang sama.Â
Dalam pikiran mereka, mereka tidak melakukan kesalahan karena itu adalah hal yang lumrah terjadi di depan matanya. Mereka hanya menganggap begitulah cara kerja hubungan.Â
So berhati-hati ya ayah-bunda dalam penggunaan kata-kata dan intonasi karena akan disikapi secara tidak benar pula oleh ananda.
3. Lakukan Apa yang Dapat Ayah-Bunda Atur Sendiri Sebelum Ayah-Bunda Campur Tangan
Ingat ya ayah-bunda, sistem saraf anak-anak Anda bergantung pada sistem saraf Anda untuk membantu mereka "tenang.Â
Kadang-kadang, ayah-bunda mungkin menemukan diri ayah-bunda menanggapi ananda dengan cara yang sama seperti orangtua ayah-bunda dahulu menanggapi ayah bunda dan saudara ayah-bunda. Ini tentu masuk akal karena mereka adalah model ayah dan bunda!Â
Luangkan waktu untuk secara sadar memikirkan tanggapan mana yang digunakan orangtua ayah/bunda waktu dahulu dapat membantu ayah dan bunda dalam mengasuh ananda dan mana yang tidak.Â
Ini akan membantu ayah-bunda menemukan alternatif dan cara yang lebih efektif untuk mengatasi persaingan saudara kandung dengan ananda ayah-bunda sendiri.
4. Pisahkan Anak-anak yang Agresif Secara Fsik dan Atasi "Masalah" Ketika Semua Orang Sudah Tenang.
Nah untuk masalah ini ada baiknya ayah-bunda membaca artikel yang sudah penulis tulis tentang bagaimana mengatasi ananda mengelola emosi.Â
Ketika konfliknya bukan fisik, sampaikan dengan jelas apa yang ayah-bunda lihat tanpa menyalahkan, menghakimi, atau memihak. Misalnya "Saya melihat 2 anak kesal dan 1 sepeda. mmmmmm saya ingin tahu bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah ini? Ada ide?"Â
Dengan demikian ananda dapat bersama-sama mengidentifikasi apa yang telah terjadi untuk kemudian secara bersama-sama mencari solusinya. Saling mengungkapkan keinginan juga dapat melatih ananda bagaimana bisa mengelola emosinya terhadap saudaranya.
5. Jika Mereka Mengalami Kesulitan untuk Berkompromi, Maka Mainan/Benda Tersebut Dapat Diistirahatkan dan Tidak Digunakan Sementara Waktu.
Dalam keluarga sudah seharusnya berlaku semboyan 'jika satu dapat, maka semua dapat, tetapi jika hanya satu yang dapat maka lebih baik semua tidak'.Â
Hal ini untuk melatih kebersamaan pada ananda sehingga menimbulkan rasa cinta diantara ananda untuk selalu perduli kepada saudara-saudaranya.Â
Misalnya seperti dengan mengatakan, "Sepertinya sulit untuk menemukan solusi sekarang. Tidak apa-apa. Sepeda akan kita istirahatkan saja dahulu dan nanti ketika semua sudah siap untuk mencobanya lagi dengan bersama-sama dan saling berbagi, beri tahu ayah atau bunda, Ok!."
Pada akhirnya, ayah bunda harus memahami bahwa....
Konflik dan persaingan antar saudara adalah suatu hal yang normal terjadi sejak masa kanak-kanak untuk memupuk keterikatan diantara mereka.Â
Ini sebenarnya memberikan kesempatan bagi kita untuk mengajar dan mencontohkan seperti apa resolusi konflik yang sehat dan hubungan yang sehat secara umum, terlihat dan terasa. Ini juga membantu anak-anak ayah dan bunda untuk mempelajari keterampilan hidup yang berharga seperti bagaimana:
1. Menghadapi perebutan kekuasaan
2. Mengelola konflik dan menyelesaikan perbedaan
3. Bersikap tegas dan mempertahankan posisinya
4. Kompromi dan negosiasi.
Nah semoga bermanfaat yaa ayah-bunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H