Sebagai orang tua ataupun guru, membimbing anak terutama anak usia dini dalam  mengelola emosinya adalah bagian dari pola asuh yang sangat penting untuk dipelajari dan dipahami.Â
Menghadapi anak pemarah bukanlah tugas yang mudah bagi orangtua. Akan tetapi, sebagai orang tua, kita tentu saja tetap harus berusaha mencari cara untuk mengatasi anak pemarah. Mengapa? Karena penting bagi buah hati kita untuk mengetahui cara mengelola amarahnya dengan cara yang lebih positif.Â
Amarah adalah perasaan yang normal terjadi untuk mengungkapkan emosi dan dilakukan pada saat anak merasa situasi sedang tidak adil atau benar.Â
Namun jika amarahnya sudah tidak bisa dikontrol dan bertindak agresif, maka tentu saja sudah saatnya sebagai orangtua untuk merefleksi diri agar dapat membantunya bagaimana anak dapat mengatasi dan mengontrol emosinya secara benar.
Meskipun sangat membantu untuk mengamati perilaku anak untuk lebih memahami kebutuhan yang mendorong perilaku marah anak, terdapat cara yang lebih cepat untuk membuat kemajuan menuju kedamaian terutama saat di rumah pada saat anak marah ayakni  dengan cara yang paling produktif yaitu membantu anak menghadapi amarah dengan mengatur tentu saja emosi kita sendiri sebagai orang tuanya.Â
Mengapa? Ya karena temperamen yang kuat atau tidak, sebagai orang tua tentu saja ayah-bunda adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengatur suasana lingkungan keluarga.Â
Jika kita sendiri sebagai orang tua sering melakukan dan menunjukkan sikap temper atau marah, maka anak juga akan memahami bahwa marah adalah jalan untuk menunjukkan perasaan. So cara paling paling efektif untuk membantu anak yang sedang marah adalah :
A. Dimulai dari Ayah-Bunda
"Mengetahui cara menghadapi anak pemarah sangat penting. Kunci keberhasilannya adalah sabar dan tetap tenang." Lakukan terlebih dahulu oleh diri kita sendiri sebagai orang tua untuk bisa menunjukkan sikap tenang dan tidak mudah bersikap meledak saat kita merasa marah. Energi positif ataupun negative yang kita keluarkan tentu saja dapat dirasakan oleh lingkungan kita.Â
Begitu pula ketika kita terbiasa marah saat mendapati sesuatu tidak sesuai dengan keinginan dan dengan mudahnya mengeluarkan sikap emosional, anakpun akan melakukan hal yang sama. So ayah-bunda lembutkanlah sikap kepada anak untuk mendapatkan anak-anak yang juga bersikap lembut dan tidak mudah meledak.
B. Renungkan reaksi dan perilaku diri sendiri
Anak Anda yang intens pada dasarnya sensitif dan akan mengalami banyak pasang surut emosi. Sementara mereka masih muda dan pusat pengaturan emosi mereka juga sedang dalam konstruksi besar, karenanya mereka membutuhkan kita sebagai orang tua untuk menjadi sandaran emosional mereka.
Sementara proses refleksi diri dan mengelola emosi sendiri tidak dilakukan dalam semalam, ada beberapa pertanyaan langsung untuk memulai perjalanan kita sebagai orang tua bagaimana membantu anak kita dengan kemarahannya, mencontohkan ketrampilan pengaturan emosi dari diri sendiri adalah kuncinya.
C. Bagaimana mengendalikan diri sendiri saat kita mulai kurang kesabaran melihat anak yang marah?
Sebagai orang tua dari anak yang intens menunjukkan sikap marah, alam bawah sadar kita sebagai orang tua sendiri terus-menerus dipicu oleh keinginan untuk menyelesaikan ini dengan segera apakah dengan nada yang keras atau justru membiarkan saja.Â
Ini mungkin terkait dengan pengalaman masa kanak-kanak atau pola pikir/ keyakinan yang telah terinternalisasi dari waktu ke waktu. Beberapa contoh hal yang terlintas dalam benak kita misalnya :
"Saya harus menghentikan ini sekarang atau saya memaafkan perilaku ini'
"Anak saya perlu mengendalikan dirinya sendiri'
"Orang akan mengira saya orang tua yang buruk jika anak saya mengamuk"
Ketika kita sebagai orang tua mampu memilah apa yang menjadi versi terbaik kita sendiri dari cerita yang dibuat oleh anak kita yang mungkin saja berbeda, maka kita lebih mampu menanggapi kebutuhan yang mendasari perilaku mengganggu anak kita namun tetap netral dan suportif secara emosional.
D. Bagaimana Kita bisa mengendalikan diri sendiri pada situasi yang panas ketika membantu anak yang sedang marah?
Merencanakan sebelumnya bagaimana menghadapi anak yang sedang marah maka akan meningkatkan peluang untuk lebih bisa mengendalikan dengan lebih sukses selama situasi mengasuh anak yang luar biasa akan sangat membantu kita sebagai orang tua ketika pusat stres otak kita sebagai orang tua sedang dikepung (ya, ini adalah hal yang persis sama terjadi pada otak anak kita yang mulai menunjukkan kemarahannya juga loh).
Beberapa ide berikut ini dapat orang tua lakukan saat menghadapi anak yang sedang marah :
1. Buat mantra untuk dilafalkan saat keadaan menjadi stress.
Ini bisa ayah-bunda lakukan dengan membaca doa atau surat-surat pendek bagi yang beragama islam yang  tentu saja banyak sekali doa pendek yang ayah-bunda bisa hafalkan.
2. Membuat visual untuk ditempatkan di sekitar rumah dengan niat pengasuhan kepada anak. Ayah-bunda bisa menaruh benda-benda yang mungkin bisa membantu ayah-bunda untuk meredam ketika Ananda menunjukkan kemarahan seperti kursi malas, bola-bola karet yang dapat diberikan kepada anak untuk diremas agar anak menurunkan tensi kemarahannya ataupun benda lainnya yang membantu.
3. Tetapkan niat dalam diri ayah-bunda setiap hari untuk menjaganya selalu di garis depan pikiran ayah -- bunda. Jadi, jangan pernah menyerah dan menuruti keinginan anak saat ia tantrum ya ayah-bunda. Tetaplah tenang dan beri kesan pada anak bahwa sikap seperti itu tidak akan membuatnya mendapatkan semua yang diinginkan.
Ingatlah bahwa :
* Fakta kita adalah manusia, maka kita tidak akan selalu dapat dan mampu mendominasi gelombang stres yang melonjak dan amigdala yang terlalu aktif. Namundengan banyak mengintrospeksi diri dan mengisi diri dengan lebih banyak doa dan harapan baik, tentunya kita dapat melewati rasa marah dengan mengedepankan rasa sabar
* Selalu bersiaplah untuk melatih rasa sayang diri dan waktu untuk memperbaiki dan terhubung dengan anak-anak kita.
- Semoga bermanfaat yaaa....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI