"Puasa boleh saja, tapi jangan sampai bau mulut, dong!"
Pernyataan di atas saya kutip dari seorang teman. Katanya, ia paling tidak suka dan anti dengan yang namanya bau mulut. Tepat pada Ramadan hari ke-10, kata-kata itu terlontar dari mulutnya usai rapat dengan seorang rekanan.
Saya hanya bisa tertawa. Semula saya berpikir, bau mulut saat berpuasa itu wajar-wajar saja. Mulut berbau ketika siang hari bolong itu sah-sah saja. Kendati saya juga merasa terganggu dengan bau mulut orang lain, tetapi, sekali lagi, saya pikir hal itu biasa-biasa saja.
Ternyata, pemikiran saya tadi tidak berlaku bagi kawan saya yang satu itu. Ia langsung ilfil karena (kebetulan) mengendus bau mulut orang lain yang tengah berpuasa. Imbasnya, ia langsung mencoret nama rekanan itu dari daftar calon pelaksana proyek.
Sepintas tampak tega bin kejam. Tapi, ya, mau bagaimana lagi.
Kawan saya itu memang berwenang menyeleksi calon vendor. Keputusannya tidak meloloskan satu rekanan sepenuhnya berada di tangannya. Meskipun alasannya terkesan remeh dan sederhana, ya, itulah dunia kerja. Kejam!
Bau mulut memang perlu dihindari. Khususnya buat kamu seorang profesional yang kerjaannya bertemu banyak orang. Bau mulut akan membuat kepercayaan dirimu turun. Sudah begitu, profesionalitasmu juga berisiko akan dipertanyakan.
Apalagi sekarang bulan Ramadan. Siapa pun memiliki lebih banyak peluang untuk mengidap bau mulut. Lantaran tidak ada satu pun makanan atau minuman yang boleh melewati kerongkongan saat kita berpuasa.
Meski demikian, jangan jadikan berpuasa sebagai alasan untuk boleh bau mulut. Kalaulah kita mau belajar dan meluangkan waktu, sesungguhnya ada banyak jurus bagi kita untuk menghindari bau mulut saat berpuasa.
Lewat artikel receh ini, saya akan berbagi jurus menghindari bau mulut selama berpuasa. Mudah-mudahan, Ramadan-mu semakin nyaman dan dipenuhi rasa sukacita.