Faisal juga bercerita, sudah sepuluh tahun bosnya menggeluti usaha kuliner bakso yang berlokasi di Jalan Kasuari Raya Nomor 9, Kelurahan Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi ini. Selama itu pula, pelanggannya tetap setia.
Dewasa ini, pedagang bakso memang harus pandai-pandai memilih dan memilah faktor pembeda. Pasalnya, kuliner yang berasal dari daratan Cina ini terus bertumbuh dan berkembang.
Modifikasi dan rupa-rupa aliran kian mewarnai khazanah bakso di Tanah Air. Sebut saja bakso urat, Bakso Solo, Bakso Malang, bakso kikil, bakso keju, bakso jamur, bakso mercon, hingga bakso rusuk.
Dua jenis yang terakhir itulah yang dipilih kedai Bakso Rusuk Raos sebagai jalan ninja. Sebagai titian mengais rezeki, berbagi berkah dengan 2,5 juta pedagang bakso lainnya yang ada di Indonesia.
Paham bahwa persaingan usaha kuliner bakso kian ketat, Faisal bercerita, sejak pandemi Covid-19 melanda, Bakso Rusuk Raos mulai memperluas akses pasar ke ranah digital. Pelanggan bisa pesan antar lewat aplikasi super yang namanya pasti Anda hafal.
Bagi yang berkunjung langsung dan tidak sempat ambil uang, jangan khawatir. Di meja kasir Bakso Rusuk Raos telah tersedia kanal pembayaran digital QRIS. Mengutip semboyan QRIS yang selalu digaungkan Bank Indonesia: transaksi pembayaran jadi lebih cepat, mudah, murah, aman, dan andal.
Rasionalitas di Balik Semangkuk Bakso
Berbicara soal bakso, rasa-rasanya tidak salah kalau kita menetapkan sajian ini sebagai kuliner favorit Nusantara. Pasalnya, di mana pun kita berada di Tanah Air, dengan mudah kita akan menemukan pedagang bakso.
Usut punya usut, ada alasan mengapa bakso sangat dicintai orang kita. Yang paling kuat, mengutip Kompas.com, adalah faktor rasional. Dari sisi produsen, membuat bakso terbilang mudah. Bahan-bahannya pun gampang ditemukan.
Adapun teknik atau kiat tertentu dalam pembuatan bakso hanyalah variasi. Pintar-pintarnya pedagang bakso memilah faktor pembeda, supaya rasa baksonya juga berbeda. Tapi secara umum, proses pembuatannya sama.