Celakanya, saya telat sadar. Saya baru menyadari mata saya minus setelah enam bulan berlalu. Selama enam bulan itu, saya tidak pernah memakai kacamata karena tidak menyadari bahwa mata saya sudah dihinggapi rabun jauh. Tidak banyak, sih. Paling tinggi minus dua.
Lantaran telat sadar, tubuh saya meronta dengan caranya. Kebetulan tubuh saya memilih jalan vertigo untuk menyadarkan saya, sudah saatnya memakai kacamata.
Sayangnya, vertigo itu tidak begitu saja hilang meskipun saya sudah memakai kacamata. Karena telat sadar, tubuh saya butuh penyesuaian selama kurang lebih setahun sebelum vertigo benar-benar angkat kaki. Apes!
Kedua, malas berolahraga. Ini kebiasaan buruk yang banyak dialami pegawai kantoran seperti saya. Gara-gara kerjaan menumpuk, terbiasa duduk di depan laptop, lama-lama jadi malas berolahraga.
Aliran darah orang yang terlalu banyak duduk, seperti saya, tidak selancar orang yang rutin berolahraga atau beraktivitas fisik. Itulah alasan kedua mengapa saya terserang vertigo.
Sudah telat sadar rabun jauh, eh, jarang olahraga pula. Kata penyuka Mobile Legends: double kill!
Sejak saat itu saya rajin berolahraga. Minimal jalan kaki atau naik-turun tangga selama 30 menit. Itu sudah cukup membuat saya ngos-ngosan dan keringetan. Kata dokter, enggak perlu olahraga mahal, yang penting rutin dilakukan.
Sejak 2018, saya tidak pernah lagi terserang vertigo. Saya tidak lagi khawatir vertigo menyerang tiba-tiba, karena sudah memakai kacamata dan rajin berolahraga. Alhamdulillah, sampai saat ini saya tidak pernah lagi terserang vertigo.
Dua Pesan Sehat Selama Ramadan
Dua pengalaman yang saya ceritakan lewat 700 kata pertama artikel ini membawa kita sampai pada satu kesimpulan. Jika ingin tetap sehat dan fit selama berpuasan Ramadan, jagalah kesehatan.
Kendati banyak penelitian yang mengatakan berpuasa punya banyak dampak positif bagi kesehatan, tapi kita juga menaruh perhatian pada persiapan sebelum berpuasa.