Pembayaran lintas negara
Kedua, pembayaran lintas negara (cross-border payment) di kawasan Asia Tenggara. Bank Indonesia (BI) bersama bank sentral Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand tengah menjajaki kerja sama pengembangan pembayaran lintas negara. Kerja sama multilateral itu bertujuan mengatasi empat isu utama transaksi lintas negara: berbiaya tinggi, cenderung lambat, akses terbatas, dan kurang transparan.
Sebagai contoh, mari kita uraikan dua tantangan pembayaran lintas negara yang paling dominan: biaya dan kecepatan. Dari sisi biaya, selama ini transaksi lintas negara memang dikenal tidak murah.
Laporan Bank Dunia bertajuk Remittance Prices Worldwide edisi Maret 2022 menyebut, rata-rata biaya transfer dana lintas negara sebesar 200 dollar AS adalah 6,09 persen. Jumlah itu masih di atas target G20 sebesar 5 persen maupun Cita-cita Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030 sebesar 3 persen.
Tingginya biaya kirim dana itu dipengaruhi tiga faktor: biaya transfer, selisih kurs—yang umumnya berpatokan pada dollar AS, dan biaya tambahan atas selisih kurs.
Padahal, studi Ahmed dkk. (2020) membuktikan penurunan 1 persen atas biaya transfer dana dapat meningkatkan volume transaksi hingga 1,6 persen. Pendek kata, turunnya biaya transfer dana akan mempercepat roda ekonomi berputar dan meningkatkan inklusi keuangan.
Persoalan selanjutnya terletak pada kecepatan. Harus diakui, proses perpindahan dana dari satu negara ke negara lain memerlukan waktu yang tidak singkat.
Sebagai contoh, transfer rekening antarbank lewat SWIFT (Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication) butuh satu hingga lima hari kerja sebelum dana sampai di negara tujuan. Padahal, lebih dari separuh pembayaran lintas negara di dunia ditransaksikan lewat jaringan milik organisasi yang berkantor pusat di Belgia itu.
Opsi lain hampir serupa. Western Union, penyelenggara transfer dana dan remitansi yang punya jaringan di lebih dari 200 negara, rata-rata butuh waktu satu hingga tiga hari untuk transfer dana ke luar negeri.
Selain perbedaan zona waktu, durasi transfer dana juga amat dipengaruhi korespondensi antarbank. Jika bank pengirim dana tidak punya koneksi langsung ke bank penerima dana, maka dibutuhkan peranan bank perantara untuk mengisi celah itu. Proses inilah yang kerap menyita waktu.