Mohon tunggu...
san_isan
san_isan Mohon Tunggu... wiraswasta -

seseorang yang ingin belajar menjadi penulis,mempunyai semangat untuk bisa berkembang.sangat membutuhkan kritik dan saran untuk kemajuan menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Drama Kasus "Kopi Maut" dan Sebuah Opini

2 September 2016   23:49 Diperbarui: 3 September 2016   00:16 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dramatis, hanya itu kata yang sanggup saya ucapkan ketika menanggapi kasus "kopi maut" dengan tersangka Jessica Kumala Wongso yang dituduh membunuh Wayan Mirna Salihin dengan cara memasukan racun kedalam minuman yang dipesannya yaitu ice coffe Vietnam. Kasus yang terjadi pada bulan Januari lalu itu hingga sampai saat ini masih bergulir dan entah sampai kapan akan terus bergulir. "keukeuh" nya sang pengacara tersangka yaitu Otto Hasibuan, dalam memberikan pembelaan terhadap kliennya Jessica, membuat drama ini semakin dalam saja. 

Saya paham, tugas seorang pengacara memang memberikan yang terbaik kepada kliennya, entah itu kliennya bersalah atau tidak, seorang pengacara akan selalu membela kliennya dengan 'mati-matian' sampai titik darah penghabisan kalau bisa. Berapapun saksi ahli nya, apapun keahlian saksi ahli nya, pengacara dengan jiwa kesatria akan terus berpegang teguh kepada prinsip nya bahwa kliennya tidak bersalah. Namun dalam hal ini apakah benar jika Jessica bukan pembunuh Wayan Mirna? 

Setelah melihat, mengamati, dan menyimak kasus yang sampai saat ini masih terus saja berlanjut, saya berfikir kemungkinan Jessica sebagai pembunuh Wayan Mirna sangat berpeluang. Di sini akan saya beberkan opini saya kenapa Jessica pantas dituduh sebagai pembunuh Wayan Mirna.

1. Rekaman CCTV cafe Olivier Grand Indonesia

Dalam rekaman CCTV yang saya lihat di youtube, banyak terjadi kejanggalan sikap yang dilakukan Jessica.

- melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum pesanan di antarkan

Memang tidak terlalu aneh jika hal ini dilakukan. Namun dalam kasus ini saya melihat maksud lain dari Jessica melakukan hal tersebut. Dia melakukan itu karena dia berfikir setelah selesai memasukan racun kepada minuman yang dipesan Mirna, dia bisa langsung berpamitan sebelum reaksi dari racun itu bekerja.

- memilih meja no 54 yang kurang mendapat pengawasan total dari CCTV

Posisi meja ini terhalang tembok pembatas, dan posisi kamera CCTV berada tepat dibelakang tembok tersebut. Dan segala aktivitas dari samping tidak terpantau jelas oleh CCTV. Selain itu, lingkungan di sekitar meja no 54 banyak terdapat tanaman hias yang agak tinggi sehingga semakin mengurangi pantauan dari kamera CCTV. Sebetulnya bisa saja Jessica memesan meja lain selain meja no 54, namun karena ada niatan untuk meracuni Mirna, dia membutuhkan tempat yang 'pas'. Tempat yang pengawasan CCTV kurang baik, dan terpilih meja 54 sebagai tempat untuk eksekusi.

- paper bag yang menutupi minuman diatas meja

Ini yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari pihak kepolisian untuk menguak kasus kematian Wayan Mirna. Betapa janggal nya perilaku Jessica saat dimana dia menaruh paper bag diatas meja. Paper bag yang tadinya berada dilantai, lalu dia pindahkan ke atas meja sesaat setelah minuman yang dia pesan untuk Wayan Mirna datang. Didalam CCTV terlihat jelas dia melakukan gerakan seperti mengambil sesuatu dari dalam tas nya, lalu seperti menaburkannya di atas minuman yang ada dimeja. Setelah selesai dia menaruh paper bag itu kembali ke lantai.

Jika memang benar bukan Jessica yang menaruh racun sianida ke dalam minuman Wayan Mirna, lantas untuk apa dia melakukan perpindahan paper bag itu? saya berfikir dia melakukan perpindahan itu memang untuk "best moment" demi melancarkan aksinya menaruh racun pada kopi Vietnam yang di pesan Wayan Mirna, agar tidak terlihat di kamera pengawas CCTV karena terhalang paper bag.

- reaksi sikap Jessica ketika Wayan Mirna kejang-kejang

Sewajarnya jika memang Jessica adalah teman dari Wayan Mirna, seharusnya dia panik dan cemas saat Wayan Mirna mengalami kejang-kejang beberapa saat setelah meminum kopi Vietnam, namun disini saya melihat tingkah Jessica malah terkesan cuek, tidak peduli seperti tidak mengenal Wayan Mirna. Dia terlihat berdiri menjauh saat Wayan Mirna kejang-kejang, dia juga nampak menggaruk tangannya sambil berdiri. Dia tidak terlihat panik malah terkesan tenang dan kalem ketika melihat kondisi Wayan Mirna sudah tak sadarkan diri. Dia mulai agak peduli saat Wayan Mirna ditandu menggunakan kursi roda untuk dibawa ke klinik yang berada di Grand Indonesia dengan ikut mengangkat Wayan Mirna ke atas kursi roda. Saya berfikir aksi itu dilakukannya hanya agar tidak terlalu terlihat mecurigakan, disaat yang lain panik dan cemas untuk menolong Wayan Mirna.

2. Hasil lab otopsi Wayan Mirna

Hasil otopsi pada jasad Wayan mirna yaitu ditemukannya kandungan zat sianida di lambung. Meskipun belum tentu menjadi penyebab meninggalnya Wayan Mirna karena zat tersebut, namun semakin menjelaskan rumor yang beredar jika memang benar Wayan Mirna meminum zat sianida tersebut. Dan terakhir kali Wayan Mirna minum yaitu di Cafe Olivier dimana dia meminum kopi Vietnam yang di belikan Jessica.

3. Sikap Jessica selama persidangan

Disini pembawaan sikap Jessica yang begitu tenang dan kalem saat menjalani sidang, seolah dia yakin bukan dia lah pelakunya. Namun bagi saya yang awam dalam membaca sikap seseorang karena saya bukan seorang psikiater atau psikolog, saya justru melihat sikap Jessica seperti sikap seorang psikopat murni. Seorang psikopat murni, dia akan begitu tenang menghadapi keadaan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Apa yang dilakukannya seolah hal yang biasa, tidak adanya penyesalan ketika melakukan sesuatu yang bersifat mencelakai orang lain, dan itu ditunjukan Jessica ketika menjalani persidangan dan pada saat kejadian di Cafe Olivier.

Kenapa Hani tidak mengalami hal yang sama seperti Wayan Mirna?

Hal ini pasti menjadi pemikiran bagi orang-orang yang penasaran dengan kasus ini, kenapa Wayan Mirna bisa meninggal setelah meminum kopi Vietnam sedangkan Hani sahabatnya tidak meninggal? Perlu diketahui oleh semua, Hani hanya mencicipi kopi tersebut sedangkan Wayan Mirna meminumnya. Jelas berbeda bukan?

Hani hanya mencicipi sampai mulut untuk mengetahui seperti apa rasa kopi yang dikeluhkan Wayan Mirna, tidak sampai menelannya. Dia juga sangat hati-hati ketika akan meminumnya seperti yang dijelaskannya di persidangan, karena dia merasa janggal dengan bau kopi tersebut yang ternyata tidak berbau kopi seperti minuman kopi pada umumnya. Ketika dia mencicipi kopi yang diminum Wayan Mirna dia merasakan rasa pahit, pedas dan panas pada lidahnya. 

Sedangkan yang terjadi pada Wayan Mirna, dia meminumnya. Antara mencicipi dan minum pasti berbeda kadar dosis yang masuk kedalam tubuh masing-masing. Hal ini jelas kenapa Hani tidak tewas setelah mencicipi "kopi maut" tersebut. 

Jika seseorang terkena zat sianida dalam jumlah besar, orang tersebut bisa mengalami denyut jantung yang melambat, hilang kesadaran, kejang, kerusakan pada paru-paru, tekanan darah rendah, dan mengalami gagal napas hingga menyebabkan kematian. Saat zat sianida masuk ke dalam tubuh seseorang, sianida akan mencegah sel-sel di dalam tubuh untuk menggunakan oksigen. Sehingga sel-sel di dalam tubuh akan mati. Adapun organ yang akan paling mengalami kerusakan adalah otak dan jantung. Karena dibandingkan organ tubuh lainnya, kedua organ ini adalah organ yang paling banyak menggunakan oksigen.

Kenapa tidak ditemukan zat sianida di otak dan jantung Wayan Mirna?

Jasad Wayan Mirna yang di formalin bisa menjadi penyebab kenapa tidak ditemukannya zat sianida pada otak dan jantung, atau pada organ-organ tubuh yang lain. Karena zat formalin yang masuk melalui arteri dan menyebar ke seluruh tubuh membuat jaringan tubuh Wayan Mirna rusak. Belum lagi zat-zat lain yang di suntikan selain formalin. Selain itu sifat sianida yang mudah menguap, semakin menyulitkan proses untuk menemukan zat sianida yang ada pada otak dan jantung ataupun pada organ-organ lain. Ditambah jasad Wayan Mirna pada saat di otopsi yaitu berjarak 3 hari setelah di kebumikan, menjadi wajar jika zat sianida yang ditemukan di lambung hanya ada 0,2 miligram perliter. Kenapa di lambung bisa ditemukan? bukannya lambung juga seharusnya terkontaminasi zat formalin? ini karena isi lambung tidak termasuk daerah yang kena formalin. Formalin hanya di dinding lambung, tidak di dalamnya.

***

Semua ini hanya opini saya, benar atau tidaknya Jessica yang melakukan pembunuhan terhadap Wayan Mirna hanya Tuhan yang tau. Lambat laun juga semuanya akan terkuak siapa sebenarnya yang memasukan racun kedalam kopi Vietnam yang diminum oleh Wayan Mirna. Kita wajib mendoakan agar kasus "kopi maut" ini segera tuntas, karena masih banyak kasus lain yang menunggu untuk dipecahkan. 

Mohon maaf sekali lagi, ini hanya opini tidak bermaksud menyudutkan pihak Jessica, saya beropini berdasarkan fakta yang saya dapat dari berita. Terima kasih, salam hangat, selamat Malam Indonesia.

noda_pensil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun