PENGERTIAN HARGA
Menurut Kotler and Amstrong dalam Ahmad Sahri dkk (2023) harga adalah uang atau nilai yang dibebankan pada suatu produk atau jasa untuk nilai tukar konsumen atas manfaat yang merupakan faktor pesaing yang mempengaruhi pilihan pembeli.
Harga merupakan komponen yang  berpengaruh  langsung  terhadap  laba  perusahaan.  Tingkat  harga  yang  ditetapkan mempengaruhi kuantitas  yang  terjual.  Selain  itu,  secara  tidak  langsung  harga  juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi Tjiptono dalam Desi Permata Sari (2021).
Sedangkan Sugiyono (2022) mendefinisikan harga sebagai "nilai tukar yang dinyatakan dalam satuan moneter yang ditetapkan untuk suatu produk atau jasa".
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa harga merupakan uang atau nilai yang dibebankan pada suatu produk atau jasa untuk nilai tukar konsumen atas manfaat dari suatu produk atau layanan.
Faktor yang Mempengaruhi Harga
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi harga konsumen menurut Sugiyono (2020), sebagai berikut:
- Kualitas layanan produk
Konsumen cenderung menilai harga berdasarkan kualitas produk atau layanan yang mereka terima. Jika kualitas produk atau layanan dianggap baik, konsumen cenderung memiliki persepsi positif terhadap harganya, bahkan jika harganya lebih mahal daripada produk lain. Nilai yang dirasakan konsumen dari kualitas produk sering kali memengaruhi persepsi harga konsumen.
- Perbandingan harga dengan pesaing
Persepsi harga konsumen sangat dipengaruhi oleh perbandingan harga produk atau layanan yang sebanding dengan pesaing. Konsumen akan membandingkan harga produk di pasar untuk menentukan apakah harga yang ditawarkan dianggap lebih murah, kompetitif, atau lebih mahal.
- Diskon dan promosi
Promosi, diskon, atau potongan harga yang ditawarkan juga memengaruhi harga. Menurut Sugiyono, diskon yang besar atau promosi yang menarik dapat membuat konsumen merasa bahwa mereka mendapatkan nilai yang lebih baik dari produk yang dibeli, sehingga memperkuat persepsi positif terhadap harga.
- Pengalaman pembelian sebelumnya
Pengalaman pembelian sebelumnya juga memengaruhi persepsi harga. Jika konsumen memiliki pengalaman yang baik dengan barang atau layanan yang mereka beli, mereka cenderung melihat harga dengan positif, meskipun barang tersebut memiliki harga yang lebih tinggi.
- Informasi yang tersedia
Konsumen yang memiliki akses ke informasi yang lebih lengkap tentang produk dan pasar, seperti ulasan, perbandingan harga online, atau rekomendasi pihak ketiga, cenderung memiliki persepsi harga yang lebih jelas dan terinformasi. Semakin banyak informasi yang dimiliki konsumen, semakin rasional keputusan harga yang mereka ambil.
- Nilai emosional
Nilai emosional dapat memengaruhi harga. jika konsumen memiliki ikatan emosional dengan produk atau merek tertentu, mereka cenderung menerima harga yang lebih tinggi karena nilai emosional yang terkait dengan produk tersebut.
Indikator Harga
Persepsi harga adalah cara konsumen menilai harga yang harus mereka bayar untuk produk atau jasa tertentu. Ada empat indikator harga menurut Kottler dalam Ahmad Sahri dkk (2023), yaitu :
- Keterjangkauan harga
Harga yang terjangkau adalah harapan pembeli sebelum melakukan pembelian. Mereka akan mencari barang dengan harga yang dapat mereka bayar.
- Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Konsumen biasanya tidak keberatan apabila harus membeli produk tertentu dengan harga yang relatif mahal asalkan kualitasnya baik, tetapi terkadang konsumen lebih menginginkan produk dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Ini mengacu pada sejauh mana harga yang dibayar konsumen sebanding dengan kualitas produk atau layanan yang diterima. Kualitas dalam konteks ini mencakup bahan, ketahanan, fitur, dan performa produk.
- Kesesuaian harga dengan manfaat
Konsumen sering mengabaikan harga suatu produk namun cenderung lebih mementingkan manfaat dari produk tersebut. Ini berkaitan dengan seberapa banyak manfaat atau kegunaan yang didapatkan oleh konsumen dari produk atau layanan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Manfaat bisa berupa kemudahan penggunaan, peningkatan produktivitas, atau dampak positif lainnya yang diterima dari produk. Â Â Â
- Daya saing harga
   Agar produk dapat bersaing di pasar, perusahaan menetapkan harga jual produk berdasarkan harga yang dijual oleh pesaingnya.
SOSIAL MEDIA INFLUENCER
Pengertian Sosial Media
Sosial media merupakan media elektronik dan sarana komunikasi dimana orang dapat berbagi pemikiran, ide, dan pengalaman dengan orang lain. Dalam kehidupan sekarang  tak bisa dipungkiri bahwa kita bergantung pada media sosial yang memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan teman dan anggota keluarga yang jauh dari kita serta membantu kita terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dengan kita.
Menurut Nasrullah (2020), sosial media merupakan salah satu media komunikasi yang memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi satu sama lain, berbagi informasi, dan membuat jejaring di dunia digital. Sosial media telah menjadi alat yang sangat efektif dalam mempengaruhi perilaku konsumen, terutama dalam konteks pemasaran dan pengambilan keputusan.
Gunawan (2021) menjelaskan bahwa sosial media memiliki peran penting dalam pemasaran modern karena mampu menjangkau audiens secara lebih luas dan efisien. Ia juga menekankan bahwa kekuatan sosial media terletak pada kemampuan untuk membangun interaksi dua arah antara merek dan konsumen.
Sementara itu, Rahman dan Wibowo (2022) menyatakan bahwa sosial media telah berkembang dari sekadar alat komunikasi menjadi platform untuk promosi produk dan jasa. Dengan fitur interaktif, sosial media memungkinkan terjadinya dialog langsung antara perusahaan dan konsumen, serta membangun hubungan jangka panjang yang lebih personal.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sosial media adalah media elektronik dan alat komunikasi dimana orang dapat berbagi pengalaman, pemikiran dan gagasan dengan orang lain. sosial media juga memainkan peran penting dalam pemasaran digital, karena memungkinkan mereka untuk menjangkau audiens secara luas dan lebih efektif.
Pengertian Influencer
Influencer adalah istilah yang sering digunakan untuk seseorang dengan jumlah followers atau pengikut banyak yang memiliki pengaruh besar kepada audience. Influencer juga berfungsi sebagai salah satu strategi pemasaran dalam industri marketing dengan mempengaruhi, merubah opini, dan merubah perilaku konsumen secara online sesuai dengan karakteristik influencer.
Kartajaya dan Kurniawan (2021) mendefinisikan influencer sebagai seseorang yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini dan keputusan orang lain melalui media sosial, terutama dalam konteks pemasaran produk atau layanan. Mereka menambahkan bahwa influencer mampu membangun hubungan emosional dengan audiens mereka melalui keaslian dan kredibilitas yang tinggi.
Menurut Prasetyo (2020), influencer dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkatan berdasarkan jumlah pengikutnya, mulai dari mikro-influencer hingga mega-influencer. Pengaruh yang mereka miliki bisa sangat kuat karena mereka dianggap sebagai sumber informasi yang terpercaya oleh pengikut mereka. Prasetyo juga menekankan pentingnya relevansi antara konten yang disampaikan oleh influencer dengan produk atau layanan yang dipromosikan.
Dari pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa influencer merupakan sesorang yang memiliki banyak pengikut dimedia sosial untuk mempromosikan produk atau layanan sehingga mempengaruhi konsumen dan merubah perilaku mereka agar terjadinya keputusan pembelian.
Pengertian Sosial Media Influencer
Menurut Brown dan Fiorella (2022), sosial media influencer adalah individu yang memiliki pengaruh signifikan di media sosial melalui konten yang mereka buat, dan mereka mampu mempengaruhi keputusan pengikutnya dalam hal pembelian atau preferensi produk. Mereka menekankan bahwa kekuatan influencer berasal dari hubungan yang dibangun dengan audiens mereka, serta kepercayaan yang berkembang melalui interaksi berkelanjutan.
Aulia (2020) menambahkan bahwa sosial media influencer sering kali dianggap sebagai jembatan antara merek dan konsumen, karena mereka mampu menyampaikan pesan merek dengan cara yang lebih personal dan menarik. Mereka sering kali dianggap sebagai "teman" oleh pengikut mereka, yang membuat pesan pemasaran yang disampaikan menjadi lebih efektif.
Selain itu, Sudibyo dan Widodo (2021) menjelaskan bahwa dalam konteks pemasaran, sosial media influencer sangat efektif dalam membangun brand awareness, meningkatkan engagement, dan mendorong keputusan pembelian. Pengaruh mereka sering kali lebih kuat daripada iklan tradisional karena mereka dianggap lebih autentik dan tidak dipaksakan.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sosial media influencer merupakan seseorang yang dianggap memiliki pengaruh besar dimedia sosial melalui konten yang mereka buat dan mempunyai pengaruh akan keputusan pembelian followers mereka. Umumnya, mereka menyampaikan pesan merek dengan cara yang lebih personal dan menarik sehingga dianggap lebih real dan tidak dipaksakan. Pengaruh mereka sering kali lebih kuat dari pada iklan konvensional.
Jenis Sosial Media Influencer
Terdapat beberapa jenis sosial media influencer, yaitu:
- Nano influencer
 Nano influencer adalah orang dengan hanya 1.000--10.000 pengikut. Nano influencer terkenal karena memiliki hubungan yang sangat personal dan interaktif dengan pengikut mereka. Ini membuat mereka dianggap lebih asli dan dekat dengan audiensnya, yang membuat mereka berguna untuk strategi pemasaran yang menargetkan komunitas atau segmen kecil.
- Micro influencer
Micro influencer memiliki 10.000--100.000 pengikut daripada micro influencer. Micro influencer biasanya dianggap sebagai pakar dalam bidang tertentu dan memiliki audiens yang lebih niche dan setia. Akibatnya, mereka biasanya digunakan untuk kampanye pemasaran yang lebih terfokus.
- Macro Influencer
 Macro influencer memiliki lebih banyak pengikut, berkisar antara 100.000 dan 1 juta. Mereka adalah tokoh publik yang sering dilihat di media sosial. Mereka mungkin tidak terlibat sebanyak nano atau micro influencer, tetapi mereka memiliki jangkauan yang lebih besar dan digunakan dalam kampanye pemasaran berskala besar.
- Mega influencer
Influencer yang memiliki lebih dari satu juta pengikut biasanya adalah selebriti terkenal atau figur publik yang memiliki pengaruh di seluruh dunia, dan mereka sering digunakan oleh merek besar untuk kampanye yang mencakup jangkauan luas pengikut. Namun, influencer dengan pengikut lebih sedikit cenderung memiliki lebih sedikit interaksi dengan mereka.
Indikator Sosial Media Influencer
Menurut haerunnisa dkk (2019), terdapat beberapa indikator sosial media influencer, yaitu sebagai berikut:
- Trustworthiness (Kepercayaan)
 Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai integritas dan kejujuran, adalah tingkat kepercayaan konsumen pada komunikator terhadap seberapa efektif iklannya. Endorser harus membuat masyarakat percaya bahwa seseorang dapat dipercaya karena sesuatu yang disampaikan tentang sesuatu adalah objektif. Saat ini, iklan yang dibuat oleh influencer cenderung berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, influencer harus dapat meyakinkan pengikutnya untuk mempercayai mereka dan menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang layak dan memiliki kemampuan untuk menampilkan produk.
- Attractiveness (Daya Tarik)
Daya tarik yang dimaksudkan tidak hanya daya tarik fisik, tetapi juga karakter yang dilihat banyak orang, seperti tubuh yang atletis, gaya hidup, kecerdasan, dan sifat kepribadian. Konsep umum tersebut termasuk 3 konsep tentang perasaan suka (liking), kesamaan (similarity) dan keakraban (familiarity)
- Expertise (keahlian)
Keahlian didefinisikan sebagai kesan konsumen terhadap model atau selebriti mengenai pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan dengan produknya. Apabila konsumen menilai bahwa mereka memahami, kecekapan dan pengetahuan yang baik tentang produknya, yang membuatnya lebih diterima konsumen. Jika Influencer dapat menyampaikan informasi dengan benar dan memasarkan produk yang sah, konsumen akan memiliki dampak langsung pada apa yang ditawarkan Influencer. Hal itu bisa diketahui dari kemampuan, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki dapat diidentifikasi.
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Pengertian KeputusanÂ
Dalam manajemen pemasaran, keputusan adalah proses di mana orang atau organisasi memilih antara beberapa opsi. Pada dasarnya, membuat keputusan berarti menilai berbagai pilihan berdasarkan standar tertentu untuk mencapai tujuan.
Menurut Sugiyono (2020), keputusan dalam konteks penelitian melibatkan proses intelektual di mana individu mengidentifikasi masalah, mengevaluasi alternatif, dan kemudian memilih tindakan yang dirasa paling efektif. Keputusan juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti pengalaman, sikap, serta faktor eksternal seperti budaya, sosial, dan ekonomi. Keputusan ini tidak hanya terkait dengan hal-hal besar, tetapi juga keputusan kecil yang dilakukan secara rutin dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2019), pembelian adalah tahap akhir dalam proses pengambilan keputusan konsumen, di mana setelah melakukan evaluasi, konsumen akhirnya memutuskan untuk memilih dan mendapatkan produk atau jasa tertentu.
Sedangkan Sugiyono (2021) menjelaskan bahwa pembelian melibatkan proses pencarian informasi, evaluasi alternatif, hingga akhirnya pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian. Pembelian bisa bersifat spontan (impulse buying) atau melalui proses yang lebih panjang dan terencana.
Pembelian juga dapat diartikan sebagai suatu proses dimana konsumen memutuskan untuk membeli barang atau jasa dengan menukar uang atau nilai lainnya. Selama proses ini, mereka membuat banyak keputusan seperti mengidentifikasi kebutuhan mereka, mencari tahu tentang opsi, membuat keputusan tentang apa yang mereka beli dan bertindak setelah mereka membeli. Pembelian juga dapat diartikan sebagai hasil dari keputusan konsumen untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.
Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan suatu proses di mana Konsumen melalui tahapan tahapan tertentu untuk melakukan pembelian suatu produk Nur Kholidah dan M.Arfiyanto (17:2020 )
Sugiyono (215:2019) mengemukakan bahwa keputusan pembelian merupakan proses yang dilalui konsumen untuk  memilih  produk  atau  jasa  yang  akan  dibeli.
Tjiptono (2019:170) menyatakan bahwa "Keputusan pembelian adalah proses pengambilan  keputusan konsumen  yang dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, sampai pada pembelian dan pasca pembelian".Â
Kotler dan Keller (2019:207) "Keputusan  pembelian  adalah  tindakan  konsumen  yang  memilih  di  antara  berbagai  pilihan produk atau jasa yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya".
Secara ringkas, keputusan pembelian adalah hasil dari proses pengambilan keputusan yang melibatkan analisis, evaluasi, dan pemilihan dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga menjadi tindakan yang paling tepat bagi konsumen. Keputusan pembelian ini bisa menjadi sebuah kegiatan rutin bagi kebanyakan produk, Namun ketika terjadi perubahan pada produk, harga, atau layanan proses pengambilan Keputusan bisa diulang kembali.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen mempengaruhi langkah langkah dalam proses. Perilaku konsumen melibatkan segala tindakan dan proses psikologis yang terjadi sebelum, saat dan setelah pembelian serta penggunaan dan evaluasi produk atau layanan tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu:
- Faktor psikologis
Motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap memengaruhi bagaimana konsumen memproses informasi dan membuat keputusan pembelian.
- Faktor sosial
Kelompok referensi, keluarga, peran, dan status sosial mempengaruhi pilihan konsumen.
- Faktor pribadi
Usia, pekerjaan, gaya hidup, dan situasi ekonomi juga memainkan peran dalam keputusan pembelian.
- Faktor kebudayaan
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi dan perilaku konsumen.
Indikator Keputusan Pembelian
Proses ini melibatkan sejumlah tahapan penting yang membantu konsumen dalam membuat pilihan yang rasional atau emosional. Berikut beberapa indikator keputusan pembelian menurut Kottler (70:2018):
- Kemantapan pada sebuah produk
Konsumen dapat memilih antara berbagai pilihan saat melakukan pembelian. Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas, kualitas, harga, dan faktor lain yang dapat memantapkan keinginan mereka untuk membeli barang, apakah barang tersebut benar-benar ingin digunakan atau dibutuhkan.
- Kebiasaan dalam membeli produk
Ketika orang membeli sesuatu, kebiasaan mereka juga memengaruhi keputusan mereka. Konsumen percaya bahwa produk tersebut sudah melekat di benak mereka karena manfaatnya yang sudah mereka alami. Akibatnya, mereka tidak nyaman jika mencoba produk baru dan harus beradaptasi lagi. Mereka biasanya memilih barang yang sudah biasa digunakan.
- Memberikan rekomendasi kepada orang lain
Setelah melakukan pembelian, jika konsumen merasa puas dengan sebuah produk, mereka akan dengan senang hati merekomendasikannya kepada orang lain. Mereka juga ingin membuat orang lain merasa bahwa produk tersebut adalah yang terbaik dan unggul dari produk lain.
- Melakukan pembelian ulang
   Kepuasan konsumen dengan suatu produk akan mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H