Strategi ini dibutuhkan bagi museum agar mereka dapat mengemas dan mengembangkan program-program edukasinya yang ditujukan bagi pengunjung museum yang beragam.
Untuk saat ini, yang harus dilakukan oleh MSB adalah menerapkan cara belajar aktif di museum, dengan membuat dan mengembangkan program-program edukasi yang disesuaikan dengan keragaman pengunjung yang datang ke museum.Â
Untuk sementara, sebaiknya program yang dibuat terbatas pada program-program yang telah ada dan dilakukan di dalam museum, seperti misalnya menyiapkan dan mengemas kunjungan anak-anak sekolah ke museum, atau membuat rangkaian tur keliling museum dengan menerapkan konsep edutainment, sehingga kunjungan ke museum dapat menjadi sesuatu yang berbeda. Dukungan dari staf museum dan peningkatan layanan fasilitas yang ada akan membantu berjalannya program tersebut dengan baik.
Pekerjaan terberat bagi MSB adalah untuk menata kembali penyajian pameran tetapnya. hingga Hal ini karena selain masalah belum tersedianya dana dari pemerintah daerah, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap koleksi yang nantinya akan disajikan dalam konsep penataan pameran yang baru. O
leh sebab itu, MSB dapat mulai menjalin kemitraan dengan beberapa pihak baru, atau mengembangkan kemitraan yang saat ini sudah ada, karena untuk membuat suatu penyajian pameran yang baru maupun pembuatan program-program edukasi akan lebih mudah dijalankan apabila ada bantuan dari pihak-pihak lain. Pengemasan produk-produk museum kemudian harus didukung pula dengan promosi, layanan yang maksimal dari staf museum dan fasilitas yang ada.
Sumber : Marketing Communication Report, Social Media Branding Museum Sonobudoyo Yogyakarta, 2019.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H