Mohon tunggu...
Nobertha Shinta
Nobertha Shinta Mohon Tunggu... Hoteliers - Anyone can write anything. Write whatever I want. Also write whatever I have to.

I will write whatever I want to write :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Strategi Edutainment di Museum Sonobudoyo Yogyakarta

24 September 2021   18:30 Diperbarui: 24 September 2021   18:35 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Untuk pengemasan lebih lanjut, maka strategi edukasi ini akan dilengkapi dengan strategi pemasaran museum. Strategi pemasaran yang akan dibentuk oleh MSB harus mempertimbangkan karakteristik pengunjung museum seperti latar belakang pendidikan, pekerjaan dan tujuan mereka mengunjungi museum. Dengan pertimbangan tersebut tentunya diharapakan strategi pemasaran yang dibuat nantinya disesuaikan dengan produk museum, karakter, keinginan dan kebutuhan pengunjung.

1. Pameran Tetap Museum 

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pihak museum dalam metode penyajian pameran. Alur cerita yang disajikan harus jelas, sehingga pengunjung tahu arah pergerakan mereka setelah melihat satu sajian menuju sajian berikutnya, walaupun tanpa arahan dari pemandu. Koleksi yang ditampilkan benar-benar mewakili periode tertentu dari sejarah.

Penyajian koleksi dalam ruang pamer MSB masih harus dikemas lebih lanjut agar menarik dan dapat memberikan suatu nuansa dan pengalaman baru bagi pengunjung seperti misal pada pengalaman menyentuh keris di Ruang Pamer Klasik. 

Tampilan dalam tata pamer museum tidak perlu canggih atau terkesan mewah, karena yang terpenting adalah bagaimana informasi dapat disampaikan dengan cara yang sederhana, singkat, tetapi tetap jelas dan berkesan (Goodlad dan McIvor, 1998). 

Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan saat ini adalah dengan mengganti informasi pada label koleksi secara berkala. Seperti yang kita ketahui bahwa dari satu koleksi, dapat dimunculkan berbagai macam cerita dan makna yang dapat dikaitkan dengan berbagai peristiwa. Namun, tentunya untuk dapat membuat suatu cerita atau makna dibalik koleksi tersebut, pihak museum harus melakukan penelitian sekaligus interpretasi terlebih dahulu mengenai koleksi yang akan ditampilkan.

Sebagai alternatif, informasi koleksi juga dapat diberikan lewat konsep edutainment, yang memadukan antara unsur pendidikan (education) dengan hiburan (entertainment). 

Informasi ini dapat disampaikan lewat teknologi digital, yang telah dikemas dalam satu program khusus, sehingga dapat dioperasikan lewat komputer. Kemudian bila memungkinkan, dapat dimasukkan berbagai permainan yang berkaitan dengan koleksi museum, seperti misalnya menyusun puzzle menjadi bentuk salah satu koleksi museum. 

Apabila tidak memungkinkan, permainan tersebut masih dapat dilakukan secara manual kepada pengunjung, terutama pengunjung anak-anak. 

Di sini, keahlian edukator dan pemandu yang menjadi kunci keberhasilan penyampaian informasi tersebut. Permainan ini juga dapat diikuti oleh orang dewasa untuk membimbing putra-putri atau adik mereka, sehingga semua lapisan dapat dilibatkan.

Konsep edutainment ini juga akan sangat baik sekali diterapkan di MSB, karena melihat tujuan kunjungan pengunjung museum hampir 50% adalah untuk rekreasi, maka hal utama yang mereka cari adalah sesuatu yang dapat menghibur dan membuat mereka nyaman. Namun, yang terpenting dari konsep ini adalah bagaimana pengunjung dapat belajar di museum dengan cara yang menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun