Dan tentang model manusia yang bodoh keduanya adalah adalah orang yang saya kategorikan bersifat munafiq dan malas karena telah memenuhi 3 hal yaitu kebohongan kesetiap orang, ingkar karena tidak menepati ucapannya yang mengaku Ahli Ilmu Dunia dan atau Ahli Ilmu Akhirat, jika dia masyhur dengan kebohongan maka ketika dipercaya akhirnya mengkhianati keinginan mereka yang mempercayainya.
Dalam 3 hal dalam bait (علم، ملك، حكم) yang paling saya tandai maka dapat disimpulkan bahwa yang berilmu pasti memiliki keinginan karena sudah dalam takdir manusia. Dan yang menjadi konteks utama ialah diakhir bait حكم adalah kebijaksanaan, jika orang yang mempunyai ilmu dan mempunyai kepemilikan atau rasa ingin memiliki ialah harus bijaksana menggunakan ilmunya.
Pertanyaan kedua adalah setelah mempunyai ilmu dan memiliki keinginan memiliki atau syahwat/nafsu harus bagaimana?
نِعْمَتاَنِ ماَ خَرَجَ موْجُودٌ عَنْهاَ ولاَ بُدَّ لِكُلِّ مُكـَوِّنٍ مِنْهُما نِعْمةُ الاِيْجادِ وَنِعْمة ُالاِمْداَدِ
اَنْعَمَ عليكَ اوَّلاً بِالاِيجَادِ واثاَنياً بِتَوالى الاِمدادِ
Sebagai contoh:
1. Memiliki Ilmu Dunia tetapi berkeinginan berkuasa, maka dia antara membuat kekuasaan atau melanjutkan kekuasaan (seperti organisasi, lembaga, dsb.)
2. Memiliki Ilmu Akhirat berkeinginan Allah bahagia karenanya maka ia berjuan memperoleh Ridha Allah
Yang lumayan sulit ialah bersikap dengan tidak mempunyai kedua ilmu dan lumayan mustahil untuk bijaksana maka hanya timbul rasa ingin memliki dan tidak adanya ilmu, dan jika memprotes bahwa tidak ingin memiliki tetapi mempunyai ilmu maka saya memastikan sampai saat ini bahwa itu tidak ada.
Dalam analogi malaikat Tuhan yang tidak mempunyai keinginan itu adalah pandangan subjektif, malaikat adalah makhluk yang diberikan ilmu serta amanah tugas dari Allah dan dalam keinginan adalah malaikat mempunyai keinginan berupa tanggung melaksanakan tugas Allah. Contoh malaikat Jibril AS dia berkeinginan melaksanakan tugas dari Allah menyampaikan Firman Nya, malaikat Izrail AS menginginkan kematian makhluk yang telah Allah inginkan mati, dll.
Dan yang mulia adalah memilki keduanya, ia tidak akan lepas dari tanggung jawab dan hikmah ia akan melanjutkan dan berkeinginan tetap membangun yang telah dibangun الإمداد atau jika belum dibangun maka harus membangunkan الاِيْجادِ hal baru atau pembaruan. Karena dia mewarisi cara-cara atau koridor mereka yang mewariskan. Dan dalam Melanjutkan Membangun ataupun Memulai Membangun.. diperlukan حكم atau kebijaksanaan dan inilah yang saya ambil bahwa puncak ilmu ialah adab, akhlak, kebijaksanaan.