"Cucuku yang manis, setiap serangga punya caranya masing-masing untuk bisa berhasil dan mendapatkan prestasi. Kamu tidak perlu membandingkan kemampuan antara seekor semut dan belalang atau semut dan lalat atau belalang. Itu karena kemampuan masing-masing serangga itu berbeda. Semut tidak bisa melompat tinggi seperti belalang. Belalang juga tidak bisa masuk ke lubang kecil seperti semut. Begitu pun dengan kemampuan laba-laba atau lalat. Nah, kalau kamu mau menjadi semut yang berhasil, kamu harus bercermin . Kamu harus mengetahui apa kelebihanmu untuk melakukan apa yang semut lakukan"
"Lalu apa yang semut lakukan kek supaya bisa sukses?" tanya Mumut.
"Semut harus bisa menggali lubang pada tanah serta rutin merayap ke pohon yang tinggi. Itulah cara yang dilakukan oleh para semut agar menjadi berhasil." Kata Kakek Sandi.
Mumut takjub. Tanpa pikir panjang, ia lalu meminta kepada kakek untuk diajarkan cara menggali lubang pada tanah dan merayap ke pohon yang tinggi. Kakek Sandi lalu mengajarkannya.
Sejak itu Mumut belajar menggali lubang tanah dan merayap ke pohon yang tinggi. Ia melakukannya setiap hari dengan bimbingan dari kakek. Di sela-sela menggali lubang pada tanah dan merayap, ia mengingat-ingat kembali apa saja yang telah dipelajarinya di sekolah. Mulai dari pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, matematika, IPA dan sebagainya.
Waktu terus berjalan. Kini Mumut telah mahir dalam menggali lubang dan merayap pada pohon tinggi. Meski begitu ia tetap rutin melakukannya agar tidak lupa. Tak disangka, Â kemampuan Mumut dalam menggali lubang dan merayap pada pohon tinggi ternyata membantunya dalam menyerap ilmu pengetahuan di sekolah. Ia kini lebih mudah dalam menjawab soal-soal yang telah diberikan atau pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Beberapa minggu kemudian Ujian Kenaikan Kelas diadakan. Mumut bersyukur karena ia dapat mengerjakannya dengan baik. Begitu pun dengan teman-temannya yang lain seperti Pider, Bella dan Uli. Saat pengambilan rapor, Mumut dinyatakan naik kelas dengan nilai rata-rata 80. Ia bahkan meraih peringkat 5. Orang tua Mumut bangga mendengarnya. Mumut kini menjadi serangga yang berprestasi di sekolah.
Dari pengalaman itu Mumut belajar bahwa ia tidak harus mengikuti cara serangga lain untuk meraih kesuksesan. Ia tidak bisa membandingkan antara satu serangga dengan serangga lain karena setiap serangga itu berbeda. Setiap serangga punya caranya masing-masing. Kini Mumut berjanji untuk menjadi dirinya sendiri dan terus berjuang menjadi seekor semut yang hebat di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H