Cipt. Nyak Oemar Ayri
Tilikan-tilikan menikam disebar luaskan begitu cepat
Menipu dengan selebaran surat-surat tak guna
Penuhkan kantong kosong sampai tak ada ruang
Memainkan peran dengan bangga penuh kelicikan
Siang malam kulihat manusia-manusia bertumbangan
Satu persatu jatuh dalam wabah kutukan mengerikan
Jangan hiraukan jeritan-jeritan yang memekakkan telinga
Terus berjalan dengan goresan pena dan lahirlah kebijakan
Aku, kamu, dia semua berada dalam genggam ketakutan
Dalih-dalih palsu menjadi makanan yang saban hari dinikmati
Jangan harap solidaritas, kemanusian telah lama punah
Boom.. Tinggal tunggu hitungan menit semua luluh lantah
Yang berkuasa terus menambang emas mencari celah
Penuhi keserakahanmu dengan kebijakan yang bernilai palsu
Jangan hiraukan suara tangisan bayi kehabisan susu
"Orang tua miskin tak seharusnya memiliki bayi"Â ucapnya.
Kini keserakahan tak hanya menjerat mereka yang ada dalam istana
Semua sudah terjangkit, mulai merambah pada dunia pendidikan
Rektor-rektor yang bijaksana, jangan lupakan anak-anakmu!
Mereka menangis darah dilanda kebingungan dan kekhawatiran
Jangan berikan mutiara palsu untuk meredam tangisan
Putuskan kebijakan yang benar bijak tak hanya intrik belaka
Anak-anakmu menggadai jiwa, panas duka menuntut haknya
Jangan peras mereka yang akan menjadi penerus bangsa
Ingatlah jika kau mati merekalah penggantinya, mereka berkuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H