Untuk apa dia bersusah pada hari yang tak cerah
Buat apa dia melentikkan jari pada sudut gelap
Semua pintu harusnya tertutup pada dia yang lelah
Pembaringan hangat layak menjadi tempat ia rebah
Tapi otak tak bisa berhenti berputar oh Tuhan
Butir keringat menjadi saksi jerat derita yang ia rasa
Pada rasa yang tersisa, fajar tak mungkin bisa kembali
Mesin jahit tua teman mengais nafkah si "mbok"
Menjadi cermin memberi jalan masa depan 8 buah hatinya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!