Mohon tunggu...
Nizwar Syafaat
Nizwar Syafaat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Optimisme Menteri Keuangan dan Pikiran Sempit Para Pakar

8 Mei 2018   11:00 Diperbarui: 8 Mei 2018   11:28 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dengan demikian tingkat ketahahan pangan kita sangat rapuh tergantung pada impor dan besar peluangnnya Indonesia masuk dalam perangkap politik pangan dunia.  Negara dunia bisa menggunakan embargo pangan untuk meningkatkan daya tawar politik kepada Indonesia.

Lalu siapa yang berfikiran sempit, saya justru kuatir pikiran tinggi SMI akan menjerumuskan bangsa ini ke dalam gengaman bangsa lain, sehingga kita tidak berkutik.  Ekonomi eksternal kita ada dalam gengaman pemodal asing dan ekonomi domestik dalam jeratan para konglomerat serta ketahanan pangan kita tergantung pada impor.  Dimana pemerintah akan mengendalikan ekonomi negara?????? Para pakar bukan berfikir ketakutan dan pesimis, tapi pikiran mereka dibangun berdasarkan fakta bukan hanya khayalan si Kabayan.  

Mungkin lebih baik membangun industri beternak kalajengking untuk diperdagangkan racunnya dan beternak lalat yang bisa makan kotoran dan membunuh pahogen-patogen menjadi barang berharga untuk kesejahteraan masyarakat lapisan bawah dan miskin dengan biaya rutusan juta daripada pikiran tinggi membangun industrialisasi berbasis modal dan IPTEK tinggi untuk menyuapin para konglomerat................ !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!       

#Kita perlu berfikir ulang tentang format kebijakan ekonomi Jokowi, agar dipeproleh hasil maksimal bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.  Akselerasi pembangunan penting, namun kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia perlu dijadikan dasar untuk memilih level akselerasi yang optimal#.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun