Beralih ke cerita Kamila, kita coba tinggalkan tiga orang itu.
Sekarang, untuk mendapat sudut pandang yang lain apakah nikah agama mendatangkan kebahagiaan? Ia masuk ke sebuah sesi interview, yang di adakan cumutcumut.com kepada 20 responden dari seluruh Indonesia.
Berangkat dari sebuah prasangka : “Pasti, tak ada yang setuju nikah beda agama!”, Kamila mendapatkan berbagai jawaban yang berbeda.
Apa pendapatmu mengenai nikah beda agama? "Rata-rata :setuju, yaa dukung sih, susah kalau di Indonesia, kan agama urusan individu? Bisa aja tapi ortu itu yang ganjel, nggak!,, keluarga gue beda agama kok dan ortu gue butuh 17 tahun pacaran buat yakinin orang tuanya supaya nikah,,"
Dari sini, pikiran Kamila terbuka. Giliran ia menyampaikan pendapat.
Apakah cinta beda agama ujung-ujungnya bahagia.
Ia tersenyum.
Sementara disisi Randy dan Salma, mereka sepakat buat kabur dari rumah dengan membawa keyakinan dan tekad.
Aldo matiin sinyal telepon lagi (btw, dia kang wifi celuler sekarang)
“Cinta beda agama, menurut saya itu adalah kebodohan terbesar di samping opini sampah kaum sekuler yang menganggap kami ini adalah orang Islam Radikal!”
Di sudut apartemen sempit, Randy dan Salma hidup. Tanpa wifi kota yang sengaja dimatiin Aldo lantaran dendam ama status mesra di media sosial