As a muslim myself dan hubungannya dengan isu Lucinta Luna ini, penulis tidak perlu membenarkan maupun menyalahkan Lucinta Luna, karena kembali lagi, penulis tidak berhubungan dengan Lucinta Luna. Penulis hanya perlu berempati dan menerima keputusan Lucinta Luna sebagai transgender. Its her life anyways. Kasus Lucinta Luna hanyalah kasus kecil dari banyaknya kasus intoleran yang ada di Indonesia, namun penulis harap dengan artikel ini, dapat membuka mata netizen untuk lebih berhati hati dalam berkomentar di social media, maupun membuat konten di social media. Karena data online akan selalu ada selamanya jika sudah terpublish, menjadi seseorang yang intoleran sama sekali tidak baik. Dan penulis percaya bahwa setiap agama mengajarkan untuk menjaga toleransi kepada sesama. Agama selalu mengajarkan kebaikan. If you're religious enough, then I believe you're just human, pls be nice with another human being. It costs u 0 rupiah to being nice, I hope you remember that. Thank you.
*Semua pendapat dalam artikel ini bersifat personal dan bukan atas tanggung jawab Kompasiana maupun background kampus penulis. Penulis masih sangat kurang ilmu, I deeply sorry if I ever offend you guys dalam penulisan ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan & penulis terima kritik dalam bentuk apapun untuk meningkatkan kualitas penulisan. Sekali lagi, Terima Kasih.
Sumber:
Kaum Muda, Intoleransi, dan Radikalisme Agama oleh Zuly Qodir. Yogyakarta. 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Lucinta_Luna#:~:text=Ayluna%20Putri%20(lahir%2016%20Juni,penyanyi%2C%20dan%20pemeran%20berkebangsaan%20Indonesia.
https://setara-institute.org/memahami-situasi-intoleransi/
https://lipipress.lipi.go.id/detailpost/menilik-fenomena-intoleransi-di-indonesia-masa-kini
https://satupersen.net/blog/apakah-dengan-open-minded-bisa-lebih-toleransi
https://satupersen.net/blog/cara-menjadi-open-minded
https://www.thejakartapost.com/academia/2017/01/17/coping-with-growing-intolerance-in-indonesia.html